Home Kesehatan Disebut Kota Berpolusi, Anies Akan Pasang Alat Ukur Udara

Disebut Kota Berpolusi, Anies Akan Pasang Alat Ukur Udara

Jakarta, Gatra.com - Polusi udara di Jakarta kerap menjadi perbincangan setelah AirVisual mengeluarkan data. Berdasarkan peringkat, Ibu Kota Indonesia menempati urutan pertama kota berpolusi di dunia. Meski sempat turun berada di urutan kedua, Jumat pagi (5/7) kembali berstatus kota dengan kualitas udara paling tidak sehat. 

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Andono Wari sempat menyanggah penyebutan Jakarta sebagai kota berpolusi di dunia. Menurutnya, standar AirVisual dalam mengukur kualitas udara di Jakarta, berbeda dengan standar Indonesia. 

Andono mengatakan, data AirVisual berdasarkan pengukuran yang mengacu pada US AQI dengan baku mutu PM 2.5 US EPA sebesar 40 ug/m3. Sementara itu, Indonesia menggunakan parameter yang mengacu pada indeks SO2, CO, O3, dan NO2 dengan standar partikel debu PM 10.

“Indeks Kualitas Udara di Indonesia belum mengunakan parameter PM 2.5, namun, nilai konsentrasi PM 2.5 sudah diatur sebesar 65 ug/m3 per 24 jam. Standar ini memang sedikit lebih tinggi dari standar US EPA sebesar 40 ug/m3,” kata Andono di Jakarta, Kamis (27/6).

Ia berujar, dalam kurun waktu tertentu, kualitas udara di Ibu Kota telah memenuhi baku mutu. Namun ia mengakui, udara di Jakarta memang berpolusi akibat asap kendaraan bermotor, industri, dan debu dari proyek pembangunan fisik.

"Debu dari proyek pembangunan juga turut menurunkan kualitas udara di Jakarta. Ini wajar karena Jakarta merupakan kota metropolitan yang sedang giat membangun," ujarnya.

Saat ditemui awak media usai memberikan sambutan pada Workshop "Kesehatan Lanjut Usia" di Balai Kota Jakarta, Gubernur Anies Baswedan berjanji akan menyediakan alat ukur kualitas udara yang lebih komperhensif serta dapat mengukur kualitas udara di seluruh wilayah Ibu Kota.

Menurut Anies, alat ukur yang digunakan AirVisual hanya dipasang di beberapa titik saja. Kata Anies, hasil pengukurannya tak bisa menggambarkan kualitas udara Jakarta secara keseluruhan.

"Kalo kita ditanya balik yang bilang kualitas udara buruk maka kita hanya bisa menentukan paling 10 titik. 15 titik maksimal di Jakarta. Jadi belum menggambarkan kualitas udara di seluruh Jakarta," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Jumat (5/7).

Dari pernyataannya, nampaknya Anies tak rela jika wilayah yang dipimpinnya itu disebut sebagai kota paling berpolusi di dunia. Untuk membuktikannya, Anies mengatakan, Pemprov DKI Jakarta akan menyiapkan alat untuk mengukur kualitas udara Jakarta, yang tentunya lebih efektif dari alat ukur yang digunakan AirVisual.

"Jadi salah satu langkah yang akan kita kerjakan, memiliki alat ukur kualitas udara lebih banyak sehingga kita bisa menjangkau lebih luas di Jakarta. Kita akan menyiapkan alat-alat ukur kualitas udara," ujarnya.

584