Home Milenial Minat Pelajar Bikin Film Menurun, Kenapa?

Minat Pelajar Bikin Film Menurun, Kenapa?

Purbalingga, Gatra.com – Peserta kompetisi film pelajar pada Festival Film Purbalingga (FFP) 2019 ini menurun drastis dibanding tahun-tahun sebelumnya. FFP 2019 yang berpuncak pada 3 Agustus 2019 itu hanya diikuti 13 karya pelajar.

Direktur FFP, Bowo Leksono, mengatakan, tahun lalu, 30 film pelajar dari lima kabupaten wilayah Barlingmascakeb mengikuti kompetisi film FFP. Tetapi, pada FFP ke-13 ini, ini hanya ada 13 film yang mendaftar. Film itu terdiri dari 8 film fiksi, dan 5 dokumenter.

Baca juga: Kompetisi Film Pelajar FFP 2019, Menurun secara Kuantitas

Dia menilai, penurunan itu disebabkan oleh menurunnya kesempatan pelajar untuk mengeksplorasi bakat dan minat mereka. Seperti diketahui, akhir-akhir ini,  para pelajar tidak mempunyai banyak waktu luwang dengan rentang waktu belajar di sekolah semakin panjang. Akibatnya, pelajar sulit mencari waktu untuk menyalurkan minat-minatnya di bidang tertentu.

“Saya yang merasakannya itu lebih ke kualitas anak sekolah. Semakin ke sini,  semangatnya, pilihan minatnya, itu semakin berkurang,” kata Bowo.

Menurut dia, pelajar hanya punya waktu pada  akhir pekan. Kesempatan yang pendek dan terjadi dalam jangka panjang berimbas pada menurunnya minat anak untuk membuat film.

Dia pun mengatakan, penurunan peserta kompetisi film di FFP 2019 ini juga menjadi barometer bahwa kuantitas produksi film, terutama di lima kabupaten wilayah barat Jawa Tengah, menurun.

“Kita mengadakan workshop penulisan skenario. Itu khusus untuk pelajar. Mengingat pada tahun ini kuantitas film menurun drastis, begitu kan,” ujarnya.

Bowo mengemukakan, tren vlog lewat kanal berbagi video dan media sosial juga turut mengakibatkan penurunan jumlah pelajar yang berminat membuat film dengan serius. Vlog, yang bisa dibuat dengan mudah tanpa standar film yang dianggap rumit menyebabkan degradasi kemampuan anak untuk membikin film yang serius.

“Ada yang berpikir, vlog itu lebih mudah. Kenapa harus bikin yang rumit-rumit. Karena proyeksinya bukan lagi karya. Lebih cenderung komersial, tenar,” dia mengungkapkan.

Meski terjadi penurunan jumlah, dia mengklaim, dari sisi kualitas, film-film pelajar yang berlaga di FFP 2019 tetap terjaga.

176