Home Ekonomi Gunungkidul Berpotensi Alami Kemarau Panjang

Gunungkidul Berpotensi Alami Kemarau Panjang

Gunungkidul, Gatra.com - Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berpotensi mengalami musim kemarau panjang pada 2019 ini. Fenomena El Nino berkekuatan rendah jadi penyebabnya. 
 
Kepala Stasiun Klimatologi Mlati BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas mengatakan, fenomena El Nino lemah sedang terjadi sehingga membuat cuaca cenderung kering. 
 
"Di Gunungkidul, musim kemarau cenderung normal sampai di bawah normal. Artinya, bisa sama dengan normalnya atau mundur dari normal nantinya. Karena ada El Nino lemah, kemungkinan musim hujan akan mundur datangnya," katanya, kepada Gatra.com, Jumat (5/7).
 
Puncak musim kemarau akan dialami pada bulan Agustus. Sedangkan musim kemarau di Gunungkidul secara normal dimulai pada dasarian pertama atau pada tanggal 1-10 November. 
 
"Kalaupun mundur, tidak akan terlalu lama. Informasi kapan awal musim hujan akan kami sampaikan setelah pembahasan rapat di Jakarta," ujarnya. 
 
Iklim yang terus berubah di Gunungkidul sangat berdampak pada lahan pertanian warga. Pada musim tanam kedua, sawah seluas 1.918 hektar pun gagal panen. 
 
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul Bambang Wisnu Broto mengatakan, curah hujan di Gunungkidul terus berubah hampir setiap tahun. Pada 2010, hujan hanya turun 126 hari dalam setahun di Gunungkidul. 
 
Pada 2011, hujan terjadi selama 109 hari. Selanjutnya, pada 2012 dan 2013, hujan hanya sekitar 88 hari per tahun. Pada 2014 menjadi 103 hari, lalu pada 2015 menjadi 138 hari. 
 
Selanjutnya pada 2016 dan 2017 sebanyak 256 hari mengalami hujan. Pada 2018 lama hujan menurun jadi 126 hari dan pada 2019 ini 74 hari saja. "Karena perubahan iklim ini, kami kirimkan petugas untuk mengikuti sekolah iklim di BMKG Yogyakarta," katanya. 
 
Sedikitnya 18 petugas telah dikirim untuk mengikuti sekolah lapangan iklim. Nantinya mereka mendampingi para petani dalam memperkirakan musim tanam. 
 
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul Edi Basuki menambahkan, hingga awal Juli ini ada enam kecamatan yang mendapat bantuan air bersih. "Saat ini kami droping di Girisubo, Rongkop, Tepus, Paliyan, Panggang, dan Purwosari," ucapnya. 
 
Sedangkan daerah berpotensi mengalami kekeringan tersebar di 15 kecamatan. Warga yang kekurangan air bersih mencapai 104.166 orang. "Data itu berdasar rekapitulasi di tiap kecamatan. Sabtu (6/7) nanti akan kami update lagi," pungkasnya. 
579