Pekanbaru, Gatra.com - Setelah lebih dari setengah tahun Bupati Kabupaten Kampar, Azis Zainal meninggal, Pemerintah Kabupaten Kampar masih berstatus tanpa Wakil Bupati (Wabup), setelah Catur Sugeng Susanto yang tadinya wakil, naik kelas menjadi Bupati.
Itulah yang membikin belakangan masyarakat yang bermukim di Kabupaten Kampar mulai mempertanyakan kekosongan posisi Wabup itu. Kendali pemerintahan di kabupaten yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) itu saat ini hanya berada di tangan Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto.
Adapun proses politik ditenggarai menjadi kendala utama dibalik belum jelasnya Wabup Kampar. Perihal penunjukan sosok pendamping Bupati, prosesnya mengharuskan adanya kesepakatan di tataran partai koalisi.
Berbincang dengan Gatra.com, Sekretaris DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Riau, Tengku Nazlah Khairati menyebut pembicaraan antar partai koalisi pendukung Azis Zaenal - Catur Sugeng sudah berlangsung. Nazlah mengatakan, untuk sementara ini hasil pembicaraan mengerucut kepada dua opsi.
"Kalau PPP memang menyodorkan nama anak almarhum Azis Zaenal, Afrizal Hidayat sebagai Wabup. Opsi lainya, kandidat berasal dari Partai Golkar," terangnya, Jum'at (5/7).
Untuk diketahui, pada Pilkada 2017 lalu pasangan Azis Zaenal-Catur Sugeng Susanto diusung 6 partai politik; PPP, Gerindra, PKB, PKS, Golkar dan Nasdem.
Dalam komposisi jumlah kursi partai koalisi, partai berlogo pohon Beringin memiliki 9 kursi di DPRD Kampar. Sementara PPP hanya 3 kursi. Bahkan jumlah tersebut lebih kecil dibanding partai sesama koalisi, Partai Gerindra. Di DPRD Kampar, Gerindra memiliki 5 kursi.
Nazlah meyakini proses politik yang berjalan saat ini akan menghasilkan keputusan dalam waktu dekat meski sebagian besar publik Kampar menganggap Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto sengaja mengkondisikan status tanpa Wabup. Opini tersebut, kata Nazlah, perlu mendapat perhatian elit politik di Kabupaten Kampar.
