Home Gaya Hidup Jimly: Pelajaran Agama Perlu Dievaluasi, Bukan Dihapus

Jimly: Pelajaran Agama Perlu Dievaluasi, Bukan Dihapus

Jakarta, Gatra.com - Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie mengatakan pelajaran agama di sekolah perlu dievaluasi efektifitasnya dalam membentuk akhlak dan perilaku.

"Jangan-jangan pendidikan kita formalistik. Jadi membuat orang beragama secara formalistik tapi tidak membekas di perilaku. Sholat, pakaian muslim, begitu ngobrol tidak sopan. Jadi agama tidak tercermin di akhlak," kata Jimly kepada wartawan pasca Halal Bihalal ICMI di Westin Hotel, Jakarta Selatan, Jumat (5/7).

Pernyataan Jimly muncul menyusul usulan dari Pendiri President University Setyono Djuandi Darmono yang meminta agar pelajaran agama dihapus dan diganti dengan pelajaran Budi pekerti.

"Fungsi pendapat itu tadi untuk mengevaluasi tapi belum tentu itu yang benar. Itu dari satu buku, satu ide, itukan bukan dari riset juga, sebatas refleksi pribadi. Jadi pendapat pribadi tidak mungkin langsung diadopsi jadi public policy, dalam demokrasi enggak bisa begitu," tegas Jimly.

Jimly bahkan menyebut gagasan dari Darmono bukan hal baru dan telah jadi pembahasan dalam sejarah Amerika Serikat sejak dua abad yang lalu terkait pola hubungan agama dan negara

Menurutnya, pola interaksi antara agama dan negara di Amerika Serikat berbeda dengan di Indonesia sehingga menurutnya pendapat Darmono sudah tidak relevan lagi diperbincangkan di Indonesia.

"Di Amerika, agama dan negara itu friendly tidak campur aduk. Di indonesia brotherly, keluarga. Antara negara dengan agama sekeluarga. Dia kolaborasi sama-sama mendidik warga menjadi religius supaya dia berakhlak bermutu dan berintegritas warganya," kata Jimly.

Dalam pendidikan agama, Jimly juga menegaskan pentingnya melengkapi pelajaran Aqidah dan Syariah dengan pelajaran Akhlakul Karimah.

229