Home Gaya Hidup Selaksa Cerita Rumah Bhabinkamtibmas Bukit Cermin

Selaksa Cerita Rumah Bhabinkamtibmas Bukit Cermin

Tanjungpinang, Gatra.com – Saban singgah di rumah warga di kawasan Kelurahan Bukit Cermin Tanjungpinang Barat Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), lelaki 39 tahun itu menitipkan selembar kartu lengkap dengan nomor ponsel pribadinya.

“Ini kartu nama saya, saya baru ditugaskan menjadi Bhayangkara Pembina Keamanaan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkantibmas) di kelurahan ini. Saya dari Polsek Tanjungpinang Barat,” begitulah saban hari Ajun Inspektur Satu (Aiptu) Agus Depiadi memperkenalkan dirinya kepada masyarakat di kelurahan itu, tiga tahun lalu.

Butuh waktu tiga bulan ayah dua anak ini menggeber Megapro keluaran 2015 tunggangannya itu membawanya menjambangi rumah warga di kelurahan berpenduduk 10 ribu jiwa itu. Dan selama itu pula, reserse jebolan Sekolah Polisi Negara (SPN) Pekanbaru, Riau, 97/98 ini membaca situasi lingkungan dan kondisi warga yang ada.

“Individualisme antar warga terasa kental. Itu kesan pertama yang saya lihat saat saya mulai bertugas di sini. Misalnya, Ketua RW 02 hanya ngopi dengan Ketua RT yang ada di wilayahnya. Alhasil, Ketua RT di RW lain enggak saling kenal. Saya tak ingin yang semacam itu terus terjadi,” cerita Agus saat berbincang dengan Gatra.com, Sabtu (6/7).

Untuk merubah kebiasaan tadi, Agus kemudian mencari pola yang pas untuk memberangus individualisme di kelurahan dengan 8 RW dan 53 RT itu. Lantaran masyarakat di kelurahan itu doyan ngopi, Agus memulai perubahan dari kedai kopi.

Saban hari Agus mengunjungi kedai-kedai kopi yang ada. Sebelum berangkat, dia menelpon Ketua RW dan Ketua RT beda wilayah untuk ngopi bareng. Lambat laun, masing-masing Ketua RW dan Ketua RT beda wilayah saling kenal, ngobrol, dan akhirnya nyambung.

Cara-cara yang dibikin Agus tadi perlahan berhasil merubah pola pikir dan tingkah laku semua Ketua RW dan RT yang ada di Kelurahan Bukit Cermin. Perubahan positif ini tentu berdampak positif pula pada masyarakat yang ada di sana. Masyarakat mulai komunikatif antara satu dengan yang lain.

Tak semua ketua RT yang ada bisa didekati Agus sendirian. Dia melibatkan istrinya Andi Jusnawati lantaran di kelurahan itu ada sekitar 12 orang perempuan yang jadi Ketua RT.

Pasangan ini pun rutin berkunjung dari rumah Ketua RT perempuan yang satu ke rumah Ketua RT perempuan yang lain. Di sana, Jusnawati menemani suaminya bercerita dan diskusi.

"Ketua RT perempuan kan enggak ngopi di kedai, makannya butuh pendekatan khusus buat mereka. Alhasil istri saya pun ikut jadi Bhabinkamtibmas pula," ujar lelaki berkumis tipis ini tertawa.

Tak hanya orang dewasa yang didekati Agus, dia juga merangkul kaum millenial yang ada di kelurahan itu. Caranya, hampir saban sore Agus mengajak mereka bermain volly di lapangan yang ada di RW 06. Lalu giliran tahun ajaran baru di SMPN 3 Tanjungpinang, dia selalu diminta mensosialisasikan soal bahaya narkoba dan kenakalan remaja.

Singkat cerita, Agus dan istrinya sudah benar-benar dekat dengan warga Kelurahan Bukit Cermin itu. Sebab bukan cuma lewat tugas rutin Bhabinkamtibmas saja Agus menyapa warga, tapi juga oleh kehadirannya dalam hampir semua kegiatan yang ada di kelurahan.

"Tak hanya pada acara resmi pemerintahan, kalau ada nikahan atau acara syukuran, saya pasti datang ke sana," cerita Agus.

Lantaran kedekatan tadi, salah seorang warga meminjamkan Agus rumah seluas 40 meter persegi untuk dijadikan Pos Bhabinkantibmas. Rumah itu memiliki dua ruangan dan satu ruang tengah yang dijadikan tempat diskusi. Setelah direnovasi oleh warga, pos itu berubah nama menjadi Rumah Bhabinkantibmas Kelurahan Bukit Cermin.

Agus melengkapi Rumah Bhabinkamtibmas itu dengan jejeran buku bacaan hasil sumbangan sejumlah pihak termasuk buku hukum pidana milik Agus waktu masih jadi anggota Unit Reskrim Polres Tanjungpinang 2007-2010.

Zaidan 60 tahun, warga RT 05 RT 02 Kelurahan Bukit Cermin tak malu-malu cerita kalau aktifnya Kamtibmas di Kelurahan Bukit Cermin tak lepas dari campur tangan Agus Depiandi. Agus tak hanya memberikan rasa aman, tapi sering menjadi mediator ragam masalah yang terjadi di lingkungan kelurahan.

"Dari beliau banyak warga yang akhirnya tahu soal ilmu hukum dan birokrasi. Kalau ada warga yang tersandung masalah hukum atau hendak mengurus surat-surat yang berhubungan dengan pemerintahan, mereka akan datang ke Rumah Bhabinkantibmas. Di sana, Pak Agus akan memberi tahu apa-apa saja yang perlu dilakukan dan dipersiapkan," cerita Zaidan.

Kini, Rumah Bhabinkantibmas itu tak pernah sepi dari kunjungi warga Kelurahan Bukit Cermin. Bagi warga, Agus hadir bak mesias yang memberi ruang belajar bagi warga untuk belajar bersama, berdiskusi apa saja.

Warga pun kemudian mengklaim kalau Rumah Bhabinkantibmas di Kelurahan Bukit Cermin yang selalu ramai itu, menjadi yang pertama di Kepulauan Riau. Agus hanya tersenyum dengan klaim warga itu.

Dia justru jadi teringat masa mudanya dulu di Dumai, Riau saat dia dan beberapa temannya sering nongkrong di lapangan yang tak jauh dari mess polisi. Saban ada polisi yang melintas, pikiran Agus langsung menerawang, terbayang olehnya sosok yang memberikan rasa aman bagi masyarakat. Inilah yang kemudian mendorong Agus membulatkan tekad menjadi polisi.

Bagi Agus, Bhabinkantibmas punya peran sentral di masyarakat. Permasalahan yang terjadi selalu diupayakan untuk tidak menyulut emosi hingga berujung main hakim sendiri. Itulah makanya Agus tak pernah lelah menunggang megapro nya masuk gang keluar gang yang ada.

Bagi Agus, menumbuhkan rasa aman bagi masyarakat sekitar teramat penting, seperti yang pernah dia rasakan saat remaja dulu, saat melihat polisi melintas, dia berasa nyaman.

Tanpa disadari Agus, ternyata gerak-geriknya selama ini terpantau juga oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang. Dia kemudian didapuk penghargaan atas pengabdian dan dedikasinya sebagai Bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat.

Di usianya yang akan genap 42 tahun pada 16 Agustus mendatang, Agus terus berharap bisa berbuat lebih banyak bagi masyarakat. Jika pun kelak dia dipindahtugaskan ke tempat lain, yang diinginkan Agus hanya satu, tetap melayani masyarakat.


Reporter: Fathur Rohim

 

 

450