Home Sekolah Beasiswa Talenta Digital untuk Hadapi Revolusi Industri 4.0

Beasiswa Talenta Digital untuk Hadapi Revolusi Industri 4.0

Jakarta, GATRApedia.com -- Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan ada tiga hal besar yang akan terjadi di Indonesia pada 2030. Dia menyampaikan itu pada sebuah diskusi di Jakarta pada Medio Maret lalu. Ketiga hal tersebut diantaranya, kondisi Indonesia yang berada pada puncak bonus demografi. Usia produktif dua kali lipat dibanding usia nonproduktif. Pada saat itu, ekonomi Indonesia juga menguat, nilainya sama dengan seluruh ekonomi ASEAN jika disatukan saat ini.

Pada 2030 juga akan ada consuming class baru. Ada tambahan 90 juta on top of 45 juta yang ada pada tahun lalu, totalnya jadi 135 juta. “Oleh sebab itu, agar itu semua tercapai, kita butuh SDM, butuh brain,” kata Rudiantara pada diskusi yang bertajuk “Membangun Sumber Daya Manusia Menyongsong Era Industri 4.0: Memastikan Infrastruktur TIK, Industri Manufaktur, SDM Riset, dan Skema Dukungan Anggaran" tersebut.

Untuk menjawab tantangan itu, Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggulirkan Digital Talent Scholarship (DTS), yakni program beasiswa nongelar bagi 25.000 generasi muda Indonesia. Tujuannya, selain untuk menyiapkan generasi muda menyambut bonus demografi 2030, juga memastikan Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lain di era Revolusi Industri 4.0.

Lebih lanjut Menteri Kominfo memaparkan, ada tiga talenta dalam dunia digital, yaitu basic skill (talenta dasar) yang berkaitan dengan literasi digital, misalnya bisa membedakan mana kabar hoaks dan mana yang bukan. Lalu talenta kedua adalah intermediate skill (menengah), hingga advance digital skill (mahir). Dari ketiga keterampilan ini, beasiswa DTS menyasar pada intermediate skill, menekankan pada peningkatan talenta di tingkat vokasional.

Pada program ini, Kementerian Kominfo pada 2018 sudah melakukan pilot project dengan memberikan beasiswa pelatihan kepada 1000 orang. Saat itu animo anak muda Indonesia untuk mengikuti program tersebut sangat tinggi. Terbukti dengan jumlah pendaftar mencapai 46 ribu. Untuk DTS 2019, telah dibuka pendaftarannya sejak 15 April 2019.

Dalam program digital talent ini, ada empat cabang program. Para pesertanya disesuaikan dengan kelas yang akan diikutinya. Pesertanya diambil dari lulusan SMK hingga pejabat yang umurnya di bawah 50 tahun. Untuk fresh graduate academy, Kemenkominfo menargetkan lulusan D3 dan S1 yang belum bekerja.

Sedangkan vocational school graduate academy menargetkan lulusan SMK yang belum bekerja juga, coding teacher academy ditujukan untuk guru yang mengajar teknik informatika di SMA dan SMK. Beberapa topik online academy terbuka untuk umum dan ada juga yang menargetkan ASN dengan materi mengenai digital policy.

Pada program ini juga bekerjasama dengan berapa universitas, diantarnya 22 universitas negeri, 11 universitas swasta, dan 23 politeknik negeri. “Kami ingin melatih talenta digital tidak hanya terpusat di Pulau Jawa, namun juga dari Aceh hingga Papua,” kata Rudiantara.

“Pemerintah mengambil posisi untuk segera mungkin meningkatkan skill dan kompetensi, jadi bukan hanya pengetahuan, karena kalau pengetahuan bisa kuliah dengan gelar sarjana S1 dan S2, tapi kalau skill dan kompetensi, anak bangsa kita harus dilatih mempunyai skill dan kompetensi khusus di bidang teknologi,” kata Rudiantara.

Mengenai keterampilan dan kompetensi yang dikembangkan dalam program itu, Menteri Rudiantara menyatakan pelatihan teknis meliputi bidang artificial intelligence, big data analytics, cloud computing, internet of things, cyber security, kebijakan digital, machine learning, programming, coding, desain grafis dan animasi.

Menurutnya, program digital talent juga merupakan upaya pemerintah untuk menyiapkan talenta yang terampil agar Indonesia menjadi salah satu negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2025.

“Tahun 2018 memang hanya 1000 peserta yang Kominfo terima, karena kami batasi usia, boleh dari lulusan SMK, TI, lulusan D3 dan S1 yang usianya kita batasi hanya maksimal 29 tahun. Sekarang tahun 2019 ini, kita targetkan 25 ribu talenta, dan proses pendaftarannya melalui online di 25 kota dari 20 provinsi,” ucap Menteri Rudiantara.

“Kami masih kurang (SDM), karenanya beberapa unicorn yang besar itu justru mengambilnya dari luar negeri yaitu biasanya ke India atau ke Tiongkok. Namun kita punya keuntungan jumlah penduduk terutama generasi muda kita banyak, masa kita harus dari luar terus, setidaknya untuk level teknisi,” katanya.

Menteri Kominfo mengatakan, sejak 2015 sampai 2030, Indonesia membutuhkan sekitar 9 juta digital talent atau kurang lebih sekitar 600 ribu per tahun untuk berbagai level tersebut. Khusus untuk level chief diutamakan bagi start up yang selalu didorong pemerintah.

“Jadi kalau dibandingkan dengan ]2019 sekarang ini, Kominfo merekrut sebanyak 25 ribu itu jauh daripada kebutuhan kita, tapi setidaknya kita harus mulai terlebih dahulu dalam mengembangkan sumber daya manusia Indonesia di bidang teknologi dan digital ini,” Rudiantara menegaskan.

768

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR