Home Gaya Hidup Menjelang Penutupan Kompleks SK, WPS Diberi Pelatihan

Menjelang Penutupan Kompleks SK, WPS Diberi Pelatihan

Semarang, Gatra.com - Persiapan pemerintah kota Semarang untuk menutup resosialisasi Argorejo terus dilakukan dengan memberikan pelatihan bagi penghuni yang dikenal dengan lokalisasi Sunan Kuning. Salah satunya adalah pelatihan yang dilakukan dari Dinas Sosial kota Semarang yang membuka pelatihan berwirausaha bagi para resosialisasi Argorejo.

Pelatihan ketrampilan bagi penerima manfaat warga binaan resosialisasi Argorejo berlangsung di Balai Resosialisasi Argorejo kelurahan Kalibanteng kulon Semarang, Senin (8/7) dengan mengajarkan pembuatan kue untuk bisa berwirausaha.

Peserta pelatihan yang digelar oleh Dinas sosial diikuti oleh sekitar 40 warga binaan yang rata-rata bekerja sebagai wanita penghibur di komplek lokalisasi Sunan Kuning. Pihak dinas memfasilitasi pelatihan itu dengan mendatangkan seorang ahli tata boga untuk mengajarkan cara membuat kue dan aneka jajan sebagai bekal bila komplek lokalisasi itu ditutup.

Indriyani, salah satu pengajar tata boga itu mengaku sangat terkesan dengan semangat dari peserta yang ingin merubah nasib mereka bila komplek itu kelak akan ditutup. Menurutnya, pelatihan tataboga itu  merupakan salah satu pelatihan untuk memberikan bekal bagi kehidupan mereka setelah mereka keluar dari kehidupan kelam dari komplek.

“Yang paling utama adalah memberikan motivasi dan dorongan semangat untuk merubah nasib dengan keluar dari dunia ini, untuk mencari kehidupan yang lebih bagus dan terhormat di masyarakat” kata Indriyani kepada Gatra.com.

Indriyani mengakui, upaya untuk memberikan motivasi kepada para penghuni resosialisasi itu adalah dengan secara meyakinkan kepada mereka dengan cara merangkul dan menerima segala keluh-kesah mereka .

“Setelah bisa masuk sini dan diterima dengan baik, tentunya kita harus mendengarkan apa keluh kesah, setelah tahu permasalahan itu baru saya kasih tahu, caranya keluar dari sini” kata Indriyani kepada Gatra.com di lokasi pelatihan.

Indriyani mengaku trenyuh dan simpati atas nasib dari para peserta yang bekerja sebagai wanita di komplek Argorejo sehingga dia bertekad untuk membantu untuk mengentaskan nasib mereka agar saat keluar dari komplek bisa mempunyai bekal untuk berwirausaha. 

Salah satu warga binaan Resosisalisai , sebut saja N ,mengaku sangat senang bisa mengikuti pelatihan ini. Menurut Ni, pelatihan akan membantu dirinya bila kompleks  itu  ditutup, kelak. “Saya ingin saat keluar dari (kompleks ) sini saya sudah mempunyai keterampilan untuk berwirausaha dengan cara mengikuti pelatihan sebagai bekal hidup di desa “ kata perempuan asal Jepara itu.

N berharap, bekal  itu akan berguna untuk mencari rezeki yang lebih baik dan halal dan terhormat di bandingkan hidup dengan bekerja wanita penghibur di kompleks. “Memang dengan bekerja seperti ini akan dapat mudah mendapatkan uang lebih banyak di bandingkan dengan berwirausaha jualan kue. Namun sepertinya tidak barokah karena tidak halal. Karena itu, saya ingin bekerja secara baik dan halal agar barokah hidup kami” kata perempuan tiga anak ini.

Sementara itu, Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) Lentera Asa yang mendampingi kehidupan para penghuni kompleks Lokalisasi Argorejo mengapresasi usaha yang dilakukan oleh pemerintah kota Semarang melalui Dinas Sosial. Ketua Lentera Asa Ari Istiyadi mengatakan pelatihan ini akan memberikan ketrampilan bagi mereka yang selama ini bekerja wanita penghibur .

Ari berharap dengan adanya pelatihan ini akan membawa dampak positip bagi peserta sehingga menjadi bekal kehidupan kelak. 

172