Home Ekonomi SKK Migas : Operasi Hulu Migas Perlu Transformasi

SKK Migas : Operasi Hulu Migas Perlu Transformasi

Semarang, Gatra.com - Realisasi lifting migas hingga Juni 2019 mencapai 89 persen dari target anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sebesar 2 juta bopd. Total lifting migas sebesar1,8 juta barel setara minyak per hari (bopd) dengan rincian lifting minyak 752 ribu barel per hari (bopd) dan lifting gas1,06 juta boepd.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto, mengatakan target lifting migas 2019 di proyeksikan tercapai di semester dua tahun 2019 mengingat 8 dari 11 proyek akan on stream di semester dua tahun 2019

Menurut Dwi Soetjipto Industri hulu migas membutuhkan sebuah transformasi dan diversifikasi usaha. Bukan  sekadar mencari dan memproduksikan migas saja, namun harus memperhatikan hal-hal yang menjadi kebutuhan dari pasar energi, tuntutan terhadap penggunaan energi yang lebih bersih,dan lain sebagainya.

“Salah satu transformasi dalam kegiatan operasi hulu migas yang akan diaplikasikan pada tahun ini adalah integrated operation center (IOC). IOC merupakan sebuah sistem integrasi data yang mencakup beberapa aplikasi / layanan pengelolaan kinerja operasi Kontraktor Kontrak Kerja Sama” kata Dwi dalam pembukaan Forum Fasilitas Produksi Migas (FFPM) 2019,  di Hotel PO Semarang Selasa(9/7).

Dwi mengatakan, layanan dan aplikasi yang tergabung didalam IOC antara lain integrated operation system (SOT) for production dashboard, oiland gas lifting dashboard, stock management dashboard, plantInformation management system (PIMS), facility maintenance monitoringand project monitoring, vessel tracking information system (VTIS), real time drilling operation ,dan emergency response center (ERC)

“Salah satu manfaat IOC adalah optimalisasi perencanaan pemeliharaan fasilitas karena terbukanya data secara terintegrasi. Dengan optimasi perencanaan pada awal tahun kegiatan operasi pemeliharaan fasilitas, berpotensi mengefisiensi anggaran pemeliharaan fasilitas sebesar US$84 juta di tahun 2019,” kata Dwi .

Ketua Panitia Penyeleggara Forum Fasilitas Produksi Migas (FFPM) 2019, Daru Dewanto, mengatakan, FFP merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan Gas Bumi bersama SKK Migas.

Menurut Daru, FFPM 2019  mengangkat tema “Inovasidan Transformasi Fasilitas Produksi Migas Menyongsong Era Industri 4.0”, diselenggarakan selama tiga hari pada 9-11 Juli 2019 dalam bentuk konferensi, focus group discussion (FGD), business forum, dan pameran.

“FFPM tahun ini menghadirkan keynote speaker Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) EgoSyahrial dan Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris Munandar,” kata Daru kepada awak media di Semarang. Dalam konferensi akan ada serangkaian diskusi yang membahas: project, design & technology, serta maintenance 4.0.

Para pembicara pelaku industri kelas dunia siap berbagi kisah sukses dan implementasi teknologi 4.0 di bidang masing-masing, termasuk di antaranya digitalisation transformation, system and collaboration tools for project, unified design engineering, real equipment trouble shooting, dan engine health management.

Hari terakhir akan diisi dengan business forum yang menampilkan pembicara dari Kementerian Perindustrian, Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan Kementerian ESDM dengan tema “Strategi Kebijakan Nasional dan Repositioning Industri Migas Indonesia Menghadapi Industri4.0”.

Selain forum diskusi, FFPM juga akan mengadakan pameran perkembangan aplikasi keilmuan dan teknologi fasilitas produksi migas termasuk di dalamnya teknologi penunjang fasilitas produksi berbasis internet of things(IoT), bigdata, dan artificial intelligence, dari para penyedia barang dan jasa migas.

Peserta Pameran yang juga merupakan pendukung utama acara FFPM di antaranya PT Pertamina EPCepu, PT MIPCON PrimaIndustri, PT. NavitaOrigoSolutions, BPIndonesia, dan Indoturbine. Selain aplikasi teknologi baru juga diutamakan material dan peralatan pabrikan lokal dengan semangat untuk turut mendukung pengutamaan produk dalam negeri melalui pemberian kesempatan industri dalam negeri untuk berpartisipasi lebih banyak dalam proyek-proyek migas

 

746