Home Politik Polri: Strategi JI Buat Tamkin Hingga Propaganda Medsos

Polri: Strategi JI Buat Tamkin Hingga Propaganda Medsos

Jakarta, Gatra.com - Satgas Antiterorisme dan Radikalisme Densus 88 terus mengembangkan penyidikan terkait jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI) yang dipimpin oleh Para Wijayanto. 

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan, perkembangan jaringan tersebut semakin meluas bahkan sudah menyiapkan banyak strategi.

Secara organisasi, Dedi memaparkan kelompok tersebut sudah terstruktur dengan rapi. Itu bisa dilihat dari adanya penempatan Deputi Umum dan Bendahara JI, yang ditangkap beberapa waktu lalu di Magetan, Jawa Timur.

Dedi menerangkan, JI kini tengah mengembangkan beberapa strategi, dimulai dari penguasaan wilayah.

"Strateginya dia antara lain dengan membuat tamkin, atau penguasaan wilayah. Ada beberapa wilayah yang dicoba diperkuat sama mereka karena sudah membentuk suatu organisasi yang lebih modern," kata Dedi di Mabes Pokri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (12/7).

Dedi menambahkan, wilayah tersebut menyasar beberapa pulau di Indonesia, namun pulau Jawa tetap jadi sentralnya.

"Sentralnya tetap jawa. Pendukung-pendukungnya sisi ekonominya ada di Sumatera, ada di Kalimantan, juga ada di Sulawesi dan NTB," ujar Dedi.

Dedi menjelaskan, pola rekrutmen yang dilakukan oleh JI begitu tertutup. Hasil rekrutmen itu dilatih untuk mengikuti perang di luar negeri, seperti di Suriah dan Irak.

Pergerakan JI juga merambah ke dunia digital. 

Misalnya lanjut Dedi, yakni JI kerap menyampaikan propaganda di media sosial ataupun media buatan mereka sendiri. 

"Ini semua untuk membentuk suatu opini tentang kelompok tersebut," terang Dedi.

Untuk menebarkan pengaruh yang kuat, JI tak hanya menyasar media, namun juga melakukan pendekatan langsung kepada tokoh agama. 
Pendekatan itu, disebut Dedi dilakukan secara metamorfosis.

Menurut Dedi, JI juga mempersiapkan penggunaan kekuatan secara rahasia atau biasa disebut silent terror. Setelah menyusun itu, JI membuat management chaos, untuk membuat dinamika di masyarakat lebih bergejolak.

"Ketika terjadi demo dia bisa melakukan upaya-upaya serangan secara silent dan membuat chaos. Kemudian strategi yang berikutnya melakukan polarisasi umat serta pembentukan daulah-daulah," tutur Dedi.

Sebelumnya diberitakan, Densus 88 Antiteror telah menangkap jajaran JI pada akhir Juni dan awal Juli 2019. Personel yang ditangkap di antaranya, amir JI, Para Wijayanto (PW) dan sejumlah anak buahnya, yakni MY, BS, A dan BT.

580