Home Ekonomi Dekan Pertanian UGM Dukung Pengembangan Pertanian Modern

Dekan Pertanian UGM Dukung Pengembangan Pertanian Modern

Jakarta, Gatra.com - Dekan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Jamhari, mendukung modernisasi di sektor pertanian yang saat ini sedang dikembangkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan). Pertanian modern merupakan kunci untuk menarik minat anak muda untuk terjun ke sektor pertanian.

"Peluang di sektor pertanian itu masih sangat besar. Tapi persepsi di masyarakat itu bertani masih identik dengan pekerjaan kumuh. Padahal dengan pertanian modern, bertani bisa dilakukan tanpa perlu berkotor-kotoran," kata Jamhari di hadapan para siswa-siswi SMA se-Jabotabek, saat hadir sebagai pembicara kegiatan Agrivaganza di Kementan, Jakarta, Sabtu (14/7).

Menurut Jamhari, ada peluang yang bisa ditangkap oleh para calon agropreneur muda karena produksi pangan saat ini belum bisa memenuhi kebutuhan global.

"Sekarang berebut minyak, tapi nantinya manusia akan saling berebut pangan. Karena pangan tidak lagi dibutuhkan hanya untuk konsumsi, tapi juga untuk sandang dan juga sebagai energi terbarukan, seperti biofuel," ungkapnya.

Jamhari mendukung upaya Kementan dalam mendorong modernisasi pertanian demi menarik minat anak muda untuk terjun bertani. Apalagi, Kementan di bawah kepemimpinan Andi Amran Sulaiman telah menunjukkan keberpihakannya terhadap petani.

"Kebijakannya selama menjadi menteri sangat propetani dan para pelaku usaha tani. Dari kebijakan yang membatasi ekspor, sampai berbagai upaya meningkatkan bantuan langsung ke pada petani berupa alat dan mesin pertanian serta perbaikan infrastuktur pertanian," kata Jamhari.

Mengamini pernyataan Jamhari, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri, menyebutkan, Kementan selalu berupaya untuk membantu pengimplementasian pertanian modern. Pertanian modern dengan menggunakan teknologi era industri 4.0 nampaknya segera terealisasikan secara bertahap.

"Saat ini pertanian Indonesia dijalankan secara modern dengan perangkat mesin serta Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)," kata Boga.

Agrivaganza pun diadakan Kementan sebagai upaya mendorong pengimplementasian pertanian modern. "Agrivaganza adalah rangkaian acara tukar ilmu dengan konsep pengenalan pertanian modern," ujarnya.

Para peserta yang mayoritas merupakan generasi milenial tampak antusias mengikuti rangkaian acara hingga sesi diskusi. Salah satu yang sempat menarik perhatian pengunjung adalah Irsyan Rajamin, pencipta start up yang berhasil mengembangkan aplikasi detail terkait kondisi tanaman, nutrisi serat, kondisi lingkungan, udara, serta kelembapan tanah.

"Aplikasi ini kemudian kami kembangkan dalam Habibi Garden," kata Boga dalam keterangan tertulis, Minggu (14/7).

Di samping Irsan, pembicara lain yang sempat menarik perhatian adalah Astri Purnamasari, anak muda yang menjabat sebagai VP Corporate Services startup TaniHub. TaniHub merupakan startup layanan aplikasi on-demand untuk pengiriman kebutuhan sayuran dari lahan pertanian ke rumah tangga.

Keberhasilan aplikasi ini juga bukan hanya terletak pada segmen business-to-consumer, melainkan juga pada platform investasi crowdlending lewat Tanifund.

"Melalui TaniHub, para petani lokal dapat menjual hasil panen mereka kepada para individu maupun Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di berbagai wilayah. Kami bukan hanya sebuah platform e-commerce terkemuka untuk produk pertanian namun juga katalis untuk masa depan Agri-tech," kata Astri.