Home Gaya Hidup Angka Cerai di Gunungkidul Tinggi, Medsos Turut Jadi Sebab

Angka Cerai di Gunungkidul Tinggi, Medsos Turut Jadi Sebab

Gunungkidul, Gatra.com - Angka perceraian pasanan suami istri di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, selama dua tahun ini meningkat hingga sekitar 100 pasangan per bulan. Tak sedikit pasangan bercerai gara-gara media sosial atau medsos. 
 
Pejabat Humas Pengadilan Agama Gunungkidul, Barwanto, menjelaskan, medsos turut menjadi faktor penting penyebab perceraian. Ia pun mengungkap kisah-kisah perceraian karena medsos.
 
"Ada gangguan pihak ketiga melalui medsos. Suami atau istri sudah tidak memperhatikan, akhirnya pasangannya berpaling," ujar Barwanto saat ditemui di kantornya, Senin (15/7). 
 
 
Contoh lain, seorang suami atau istri ternyata memiliki pasangan di luar nikah melalui medsos. Ia juga pernah mengetahui sidang kasus perceraian gara-gara unggahan foto pribadi di akun medsos.
 
Lantaran pasangan melarang unggahan itu, tapi larangan itu tidak digubris, mereka pun cekcok hingga bercerai.  "Itu hanya salah satu contoh saja. Yang jelas, media sosial punya dampak pada perceraian," katanya. 
 
Faktor lain penyebab perceraian berkaitan dengan tempat tinggal. Suami atau istri tidak mau tinggal di rumah orang tua si pasangan karena harus merawat sang mertua. Namun faktor terbesar penyebab perceraian adalah masalah ekonomi. Barwanto bilang suami biasanya tidak memberi nafkah atau memberi tapi jarang dan tidak cukup. 
 
 
Namun Barwanto tak bisa merinci jumlah atau persentase tiga penyebab perceraian itu. Akan tetapi, ia menilai ketiga hal itu faktor dominan perceraian di Gunungkidul saat ini. "Paling besar tentunya karena masalah ekonomi," katanya. 
 
Data Pengadilan Agama Kabupaten Gunungkidul menunjukkan, 1.264 kasus perceraian diputus pada 2017. Pada 2018, perceraian meningkat jadi 1.433 kasus. Hingga Juni 2019, ada 585 kasus diputus cerai tahun ini. Jika dirata-rata, saban bulan 100 pasangan bercerai di Gunungkidul.
 
Padahal pengadilan pun telah mengupayakan agar pasangan tak sampai bercerai. "Di sidang pertama, majelis menasihati untuk rukun kembali. Kalau tidak berhasil, ada mediasi. Tapi kecil kemungkinannya berhasil karena memutuskan untuk cerai itu sudah berpikir berkali-kali dan pastinya pihak keluarga juga sudah menasihati," ucapnya.
719