Home Gaya Hidup Optimistis, Kota Lama sebagai Kota Pusaka Budaya Dunia

Optimistis, Kota Lama sebagai Kota Pusaka Budaya Dunia

Semarang, Gatra.com - Kota Lama Semarang  yang  dikenal sebagai kawasan 'Little Netherland' terus berbenah diri dengan merevitalisasi infrastruktur. Itu dilakukan guna meraih sertifikat world city heritage (kota pusaka budaya dunia) dari UNESCO.

Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menyatakan optimistis bisa mengikuti jejak Sawahlunto, Sumatera Barat, yang sukses menyabet predikat sebagai kota pusaka budaya dunia  dari UNESCO beberapa waktu lalu.

"Dosier sudah kita susun, tinggal melengkapi dokumen yang berkaitan dengan budaya Indonesia yang ada di Kota Lama," kata Hevearita, di Semarang, Senin (15/7). Penambahan kelengkapan dokumen tersebut berdasarkan evaluasi dari Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Nasional dan Kemdikbud.

"Jadi, berkaca pada Sawahlunto, itu kan Sawahlunto juga diajukan berkali-kali. TACB melihat di Kota Lama masih menonjolkan aspek Belanda-nya, kurang melengkapi aspek budaya Indonesia," ujarnya.

Beberapa aspek perwajahan budaya Indonesia yang menjadi pelengkap dokumen di antaranya Gedung Telkom Semarang Galeri Kreatif, Gedung PPI Galeri Kreatif industri, dan beberapa resto kafe yang mengusung kuliner khas Indonesia.

"Kita sudah penuhi dan lengkapi. Nanti  pada 25 Juli ada pembahasan lagi terkait hal itu. Diharapkan bisa melengkapi bahan yang lama," ujarnya.

Wakil Wali Kota Semarang itu juga menyebut, akan ada master plan Kota Lama yang mengoneksikan antara kebudayaan Melayu, Arab, dan Cina. "Akan dibantu akademisi Untag Semarang utnuk penelitian tentang Kota Lama, bahwa Kota Lama tidak hanya Belanda-nya, tapi ada juga Arab, Melayu, dan Cina," katanya.

Selain itu, pengerjaan tahap kedua revitalisasi, yang didanai Kementerian PUPR senilai Rp 70 miliar, akan difokuskan pada wilayah pinggiran dengan diarahkan pada pendirian museum budaya.

"Pengerjaannya daerah Sleko, Sendowo, Merak, Bubakan, dan Berok. Pengerjaannya sama seperti tahap pertama soal infrastruktur, tapi ada bangunan museumnya," katanya.

Museum itu, kaitannya, telah ditemukannya beberapa artefak jejak sejarah di Kota Lama, seperti peninggalan Dinasti Ming di Bubakan, struktur jalan batu bata di Jalan Gelatik, dan fondasi awal Gedung Oudetrap. 

"Kami juga akan mengintegrasikan Polder Tawang dengan Kota Lama, karena Stasiun Tawang juga peninggalan unsur budaya Indonesia," ucapnya.  

247