Home Gaya Hidup Pelesiran ke Kampung Herbal, Wisata Tak Biasa di Gunungkidul

Pelesiran ke Kampung Herbal, Wisata Tak Biasa di Gunungkidul

Gunungkidul, Gatra.com - Objek wisata di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tak melalu pantai. Cobalah mampir ke Dusun Jambe, Desa Semin. Di sana ada Taman Herbal Bejo yang dikelola Kelompok Wanita Tani (KWT) Mayangsari.

Ada sekitar 70 jenis tumbuhan herbal yang dimiliki Taman Herbal Bejo. Pengunjung cukup membayar Rp5.000 untuk melihat-lihat seluruh koleksi herbal mereka.

"Dengan tarif murah meriah itu, tamu akan disuguhi wedang jahe merah yang menjadi ikon wisata edukasi ini," kata Ketua KWT Mayangsari sekaligus pengelola Taman Herbal Bejo, Ninik Rahayu kepada Gatra.com, Selasa (16/7).

Baca Juga: Menkes Dorong Masyarakat Gunakan Produk Herbal

Taman ini ditata sedemikian rupa hingga terlihat cantik. Ada pula saung-saung kecil yang beratap rumput alang-alang dan batang pohon kelapa sebagai penyangga. Semuanya dikerjakan secara gotong-royong oleh bapak-bapak di kampung tersebut.

"Pengerjaan taman herbal ini swadaya masyarakat," kata Ninik.

Pengelola juga menyediakan katalog berisi daftar tanaman berkhasiat yang mereka miliki. Isi bukunya tak hanya menjelaskan nama dan manfaat masing-masing tanaman herbal, tetapi juga memaparkan cara pengolahannya.

Baca Juga: Antiseptik HErbal I-Care Inovasi Mahasiswa Undip

Jika tertarik membawa pulang tanaman herbal ini, pengunjung bisa membeli bibit tanaman sebagai oleh-oleh. Sebab, KWT Mayangsari juga memiliki Rumah Kebun Bibit yang menyediakan berbagai macam bibit tanaman obat untuk diperjualbelikan.

Pemerintah Desa Semin berencana menjadikan desa mereka sebagai Kampung Herbal. Setiap warga diminta menanam tumbuhan obat-obatan di pekarangan rumahnya.

Kepala Seksi Bidang Kesejahteraan Pemerintah Desa Semin, Totok Murwasito, mengatakan pihaknya menginisiasi pembuatan kebun herbal karena di Gunungkidul belum ada destinasi wisata herbal. Ke depannya, jumlah tanaman maupun luasan lahan akan ditambah.

Baca Juga: Cucu Marvel UGM Jadikan Kunyit Detektor Keasaman Sawah

"Intinya nanti ini akan menjadi sebuah kampung herbal," ujarnya.

Dengan adanya wisata herbal ini, pemerintah desa berharap ada peningkatan kesejahteraan warganya lewat kegiatan ekonomi di sektor pariwisata. Sebab, selain menjual paket wisata edukasi, para ibu setempat juga menjual panganan lokal.

"Yang tadinya ibu-ibunya pengangguran, IRT (ibu rumah tangga), sekarang jadi ada yang jual jamu, membuat panganan olahan, dan sebagainya. Termasuk nanti bibit-bibit juga dijual antara Rp5000-Rp10.000," kata Totok.


 

Reporter: Putri Kartika Utami

Editor: Flora L.Y. Barus