Home Ekonomi Ekspor Komoditas Pertanian Kalbar Capai 328.124 Ton

Ekspor Komoditas Pertanian Kalbar Capai 328.124 Ton


Pontianak, Gatra.com - Kementerian Pertanian lewat Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ali Jamil, menyebut ekspor via Kalbar khususnya Pontianak pada tahun 2018, volumenya tidak kurang dari 328.124,13 ton. 

Berdasarkan data sistem otomasi Barantan Indonesia Quarantine Full Automation System (IQFAST), beberapa komoditas di Kalbar juga mulai merambah tujuan negara yang baru.

Diantaranya komoditas aquatic plant dan kelapa parut kering terjadi penambahan negara tujuan seperti ke negara Maldives, Polandia, UK, Singapura dan Brunei. Saat ini ekspor kelapa dari Kalbar juga masih banyak dalam bentuk kelapa bulat, karena perusahaan pengolahan kelapa kering masih terbatas di Kalbar.

“Dari informasi yang ada, jumlah perusahaan baru ada dua dan kapasitasnya belum mampu menyerap seluruh kelapa bulat yang dihasilkan oleh petani,” ujar Jamil saat melepas ekspor biji pinang di Pelabuhan Peti Kemas, Jalan Kom Yos Sudarso, Pontianak, Kamis siang (18/7).

Menurut Jamil, Kementan lewat lima kebijakan strategisnya dalam mendorong ekspor harus didukung bersama. Lima kebijakan tersebut meliputi mendorong pertumbuhan eksportir baru, menambah ragam komoditas ekspor termasuk mengolahnya menjadi barang setengah jadi atau produk akhir, meningkatkan frekuensi pengiriman, menambah negara mitra dagang dan meningkatkan volume ekspor.

Jamil menjelaskan lima komoditas unggulan ekspor dari Pontianak diantaranya kelapa bulat dan parut tujuan China, Mauritius, Argentina, Turki, Afrika Selatan, Jerman, Inggris, Rusia, Yunani, dengan total ekspor tidak kurang dari 65.006,09 ton. 

Adapun lada biji tujuan Turki, India, Kanada, China, Swis dan Vietnam dengan total ekspor sebanyak 5.358,16 ton.

“Biji pinang banyak dikirim ke India, Bangladesh, Itan, Afganistan, China dan Myanmar dengan volume total ekspor 3.643,21 ton,” jelasnya.

Untuk karet lempengan tujuan Amerika, India, Turki, China, Meksiko, Turki, Vietnam dan Pakistan dengan volume total ekspor 91.832,24 ton. Palm Kernel Expeller juga menjadi komoditas yang laku di pasaran Vietnam, Thailand dan Hongkong, dengan total ekspor 150.467,99 ton.

Jamil menambahkan bahwa selain lima komoditas unggulan tersebut, pada 2018, Pontianak juga mengekspor beberapa komoditas unik yang bisa menjadi peluang baru pasar ekspor.

“Diantaranya tanaman aquarium yang diekspor ke Jepang, Korsel, Singapura, Amerika, Prancis, Inggris, Belanda, Denmark dan negara lainnya dengan total volume ekspor 363.407 batang,” ujarnya.

Sedangkan mengkudu diekspor ke Korsel dan Taiwan sebanyak 12,3 ton. Ada juga ekspor daun kelapa sawit kering dengan negara tujuan Amerika, Hongkong dan Malaysia, yang telah diekspor sebanyak 22,53 ton. 

Bahkan sapu lidi juga menjadi komoditas ekspor tujuan India, Pakistan dan Malaysia, dengan volume ekspor 749,19 ton.

“Nipah juga merupakan komoditas ekspor dengan tujuan India dan Pakistan, dengan total pengiriman sebanyak 225,6 ton. Komoditas sarang walet yang pengirimannya baru mencapai 113,65 kg pada 2018,” paparnya.

Jamil mendorong agar pemerintah daerah mampu memgoptimalkan program akselerasi ekspor tersebut. Disarankan agar pemerintah daerah bisa menggunakan aplikasi Indonesia Map of Agricultural Commodities Export (iMace) yang sudah diberikan oleh Kementan untuk memetakan dan mengambil kebijakan yang positif, terkait pengembangan komoditas ekspor di wilayahnya.

“Investasi ini penting, yuk yang muda-muda kita coba garap bersama, supaya kita bisa mandiri dan petani juga lebih sejahtera,” katanya.

1378

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR