Washington D.C, Gatra.com - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memanggil para petinggi perusahaan teknologi di negara tersebut pada Senin (22/7) untuk membahas peraturan pembatasan penjualan komponen ke raksasa teknologi komunikasi Cina, Huawei.

Diwartakan AP News, Menteri Perdagangan Wilbur Ross belum lama ini mengumumkan penangguhan hukuman parsial. Pihaknya akan mengeluarkan lisensi ekspor kepada perusahaan AS untuk menjual teknologi kepada perusahaan yang masuk “daftar hitam” seperti Huawei ketika diketahui tidak lagi ada ancaman terhadap keamanan nasional.

Gedung Putih mengatakan para CEO teknologi meminta Departeman Perdagangan membuat keputusan yang tepat tentang penjualan peralatan. Para eksekutif juga menyatakan optimisme tentang penyebaran jaringan nirkabel generasi kelima (5G) di AS.

Dalam kesempatan itu hadir para CEO pembuat chip Micron, Qualcomm, Intel dan Broadcom. Hadir juga Kepala Eksekutif Western Digital, perusahaan pembuat perangkat penyimpanan data dan cloud. Selain itu petinggi dari perusahaan penjual router, switch, dan perangkat lunak, Cisco juga turut hadir menemui Trump.

Selain itu hadir pula CEO Google, Sundar Pichai. Selama ini Google berkontribusi mendukung smartphone Huawei dengan sistem operasi androidnya. Huawei selama ini memang terlibat dalam sengkarut perang dagang antara Cina dan AS. Pemerintahan Trump pada Mei lalu memberikan sanksi kepada perusahaan rintisan Ren Zhengfei itu yang dianggap mengancam keamanan nasional.

Artinya peraturan pembatasan penjualan komponen ke Huawei oleh Paman Sam secara tidak langsung menjadi bentuk tekanan terhadap perusahaan Cina itu. Langkah tersebut secara luas dianggap sebagai upaya AS untuk membujuk sekutunya di Eropa untuk memboikot peralatan Huawei.

Namun di sisi lain, penjualan ponsel pintar Huawei di AS masih relatif kecil, dan jejak perusahaan Cina di jaringan telekomunikasi hanya terbatas pada penyedia nirkabel dan internet. Itu artinya dampak pada konsumen AS dari batas layanan Google akan sedikit.