Jakarta, Gatra.com - PT Bank Negara Indonesia (BNI) (Persero) Tbk melaporkan pertumbuhan kredit tembus di angka Rp549,23 triliun atau sebesar 20% year on year (yoy).
Sebelumnya, pertumbuhan kredit tahun lalu di periode yang sama, hanya mencapai Rp457,81 triliun.
Direktur Keuangan, Anggoro Eko Cahyo menjelaskan, pertumbuhan kredit BNI di dorong oleh pembiayaan korporasi yang mencapai 51,9%, dengan fokus pembiayaan pada sektor manufaktur, perdagangan, restoran, hotel, dan jasa dunia usaha.
"Ini sejalan dengan strategi yang telah ditetapkan BNI dalam menjaga komposisi kredit korporasi dalam kisaran 50% hingga 55% dari total kredit," kata Anggoro, di Jakarta, Selasa (23/7).
Dikatakan, kredit korporasi BNI tersalurkan pada sektor swasta dan BUMN.
"Keduanya tumbuh sebesar 27,8% yoy dan 24,9% yoy," ujarnya.
Anggoro menjelaskan, penyaluran kredit untuk usaha kecil termasuk kredit usaha rakyat (KUR) juga mengalami pertumbuhan sebesar 21,5% yoy, dengan kredit segmen menengah sebesar 7,6% yoy.
"Kredit tanpa agunan berbasis payroll masih menjadi kontributor utama pertumbuhan sebesar 12,8% yoy," jelasnya.
BNI juga melaporkan, mortgage tumbuh sebesar 8,9% dan credit card tumbuh sebesar 4% yoy.
Anggoro mengungkapkan, penyaluran kredit yang solid ditopang oleh kemampuan BNI untuk menjaga likuiditas di tengah kondisi pasar keuangan yang ketat.
"Jadi, ada dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 13% yoy atau sebesar Rp595,07 triliun. Nominal ini meningkat dibandingkan dengan tahun lalu di periode yang sama, yaitu Rp526,48 triliun," katanya.
