Jakarta, Gatra.com - Lenzing Group, sebuah perusahaan internasional asal Austria yang memproduksi serat dan filamen berkualitas tinggi dari kayu bersertifikat. Lenzing mengaku satu-satunya perusahaan di dunia yang menghasilkan volume besar untuk serat selulosa berbasis kayu.

Di Indonesia sendiri, Lenzing memproduksi 323.000 ton serat setiap tahunnya dan mengekspor 50% dari produksi serat tersebut ke negara-negara di Asia Tenggara. Meskipun Lenzing menghasilkan produk berbasis kayu yang berjumlah besar bagi Indonesia, ternyata bahan mentahnya masih berasal dari luar negeri.

"Kita impor bahan bakunya dalam bentuk dissolving pulp. Karena saat ini belum ada supplier dissolving pulp di Indonesia. Bahan bakunya yakni kayu yang sudah tersertifikasi FSC (Forest Stewardship Council)," ucap Commercial Head Lenzing Indonesia yang memiliki nama lokal PT. South Pacific Viscose, Winston A. Mulyadi ketika memberi pernyataan pada awak media di Kedutaan Besar Austria, Menteng, Jakarta, Selasa (23/7).

Mereka memiliki pabrik di Desa Cicadas, Purwakarta, Jawa Barat (Jabar).

Winston menyebutkan bahan dasar yang digunakan Lenzing Indonesia sebagian besar berasal dari kayu-kayu di Austria dan sebagian kecilnya dari negara lain. Namun pihaknya akan terbuka sekali jika memang ada perusahaan di Indonesia yang mendapat sertifikasi FSC. Sebab tujuan dari Lenzing di Indonesia pun sesungguhnya adalah ingin turut serta mendorong produk-produk lokal.

"Kita impor dari beberapa tempat. Kita juga kan harus mengikuti kriteria FSC. Jadi di Austria ada 2 situs, terus ada di Alabama, dan di Kerajaan Inggris juga 1 situs," ungkap Marketing & Branding Manager PT. South Pacific Viscose, Mariam Tania ketika ditemui di kesempatan yang sama.

Saat ini penjualan produksinya masih sebagian besar untuk pasar Indonesia dengan jenis generic viscose. Sementara untuk ekspor, rata-rata adalah produk selain viscose.