Home Internasional Aksi Demonstrasi Anti Triad di Hong Kong Berakhir Ricuh

Aksi Demonstrasi Anti Triad di Hong Kong Berakhir Ricuh

Hong Kong, Gatra.com - Aparat kepolisian menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah demonstran di Hong Kong pada Sabtu (27/7). Aksi tersebut berujung anarkis dengan para demonstran melemparkan batu ke arah petugas.

Ribuan aktivis dan masyarakat menggelar aksi unjuk rasa sebagai aksi protes terhadap serangan yang dilakukan oleh anggota Geng Triad di sebuah stasiun kereta api pada akhir pekan lalu. Para demonstran berkumpul di Yuen Long, tempat dimana terjadinya kericuhan yang berakhir dengan insiden penembakan gas air mata. 

Dilansir Reuters, demonstran dalam aksi protesnya membangun barikade dari perabotan jalanan dan payung yang diikuti dengan serangan dari pengunjuk rasa dengan melemparkan batu dan botol ke arah petugas. Bahkan demonstran terlihat mempersenjatai diri dengan tongkat dan tameng dari kayu, papan seluncur, kardus, dan bahan lainnya.

Atas kejadian tersebut, pihak kepolisian dikritik karena dianggap gagal melindungi masyarakat. Bahkan aparat membalas perlawanan demonstran dengan menembakkan gas air mata, peluru karet dan granat spons sebagai reaksi atas tindakan tersebut.

Diketahui serangan dari anggota triad tersebut bermula ketika sekitar 100 pria berseragam putih menyerbu stasiun angkutan massal Yuen Long beberapa jam setelah pengunjuk rasa melewati pusat Hong Kong dan merusak Kantor Penghubung Cina, yang menjadi simbol utama otoritas Beijing.

Sekelompok orang tersebut menyerang para demonstran yang kembali dari Hong Kong. Tidak hanya itu serangan juga menyasar orang yang lewat, wartawan dan anggota parlemen dengan pipa dan pentungan. Atas kejadian tersebut 45 orang dilaporkan mengalami luka-luka.

"Kita semua menunggu sekelompok orang berpakaian putih tersebut keluar. Jika mereka ingin melawan kami, kami siap," kata seorang pengunjuk rasa, Harlem Lo.

"Kami akan membalas dendam atas pemukulan itu jika mereka keluar," tambahnya.

Serangan Yuen Long dan kekerasan yang terjadi di Kantor Penghubung menjadi hal baru dalam aksi protes yang telah meningkat belakangan. Aksi protes di  Hong Kong dianggap sebagai tantangan baru yang harus dihadapi oleh Presiden Cina Xi Jinping. 

Pada kejadian sebelumnya pengunjuk rasa menuntut penghapusan RUU Ekstradisi. Selain itu para pengunjuk rasa juga menuntut penyelidikan independen terhadap penyalahgunaan kewenangan aparat kepolisian, pengunduran diri pemimpin Hong Kong Carrie Lam, dan reformasi demokrasi. 

"Dengarkan saja masyarakat Hong Kong, mereka mencoba mengirim pesan ke Beijing. Saya tidak berpikir Hong Kong hanyalah kota lain di Cina, dan saya pikir Cina harus menghormati itu," kata seorang demonstran, James Yip.

232