Banyumas, Gatra.com - Warung, kedai atau kafe, merupakan pilihan utama untuk menikmati secangkir kopi bersama teman nongkrong. Tapi kalau di alam terbuka seperti tepian sungai, air terjun atau di tengah hutan? Hmmm.. seperti apa rasanya ya?
Di Banyumas, ada sekelompok anak muda yang menamakan diri sebagai Kopi Trip. Komunitas ini punya kebiasaan yang tidak lazim. Mereka gemar menikmati kopi di alam bebas.
Tak hanya sekadar ngopi, proses menyeduh kopi pun dilakukan saat mereka beristirahat sembari menikmati pemandangan. Tentu saja, mereka harus membawa bekal alat seduh kopi manual dan kompor mini untuk memasak air.
Penggagas Kopi Trip, Satrio Hapsoro menuturkan, mereka biasanya menikmati kopi di sekitar kawasan air terjun, sungai dan juga kawasan tepi hutan yang banyak terdapat di wilayah lereng selatan Gunung Slamet.
"Ide kopi trip itu akhir tahun 2014 ini, sudah 4 tahun. Waktu itu sama Wisnu Baratha dan Deni sedang nyeduh kopi di indekos, kebetulan cuaca saat itu lagi cerah. Kemudian kita akhirnya sepakat untuk pindah ngopi di sekitar Telaga Sunyi, Baturraden. Sekalian bawa biji kopi sama alat-alatnya," katanya.
Setelah berkali-kali menggelar jalan-jalan sambil nyeduh kopi, mereka bersepakat untuk mempublikasikan kebiasaan tersebut ke masyarakat luas. Sekaligus mengenalkan kopi-kopi lokal yang punya cita rasa tersendiri.
Kegiatan ngopi di luar alam terbuka ini selalu dipublikasikan lewat akun instagram @kopitrip . Siapapun bisa ikut bergabung bila komunitas ini sedang menggelar jalan-jalan.
"Tidak ada batasan usia. Siapapun bisa ikut, ngopi, ngobrol, mandi di sungai. Tapi ga boleh minum kopi instan ya," katanya.
Menurut Satrio, setelah mempublikasikan kegiatan komunitas ini di media sosial, ternyata banyak pecinta kopi yang tertarik untuk bergabung. Mereka diminta menggelar kegiatan sendiri di kota masing-masing.
"Ya ga usah nunggu kita. Jalan aja langsung. Kalau lagi jalan-jalan, bawa kopi lokal, seduh sendiri," katanya.
