Home Milenial Sorgum, Mutiara Tersembunyi dari Flores Timur

Sorgum, Mutiara Tersembunyi dari Flores Timur

Jakarta, Gatra.com - Direktur Eksekutif YASPENSEL Flores Timur, Romo Benyamin Daud mengungkapkan bahwa sorgum adalah mutiara yang hilang bagi masyarakat Flores Timur. Hal itu ia kemukakan dalam "Talkshow Keberagaman Sebagai Jawaban Sumber Pangan ke Depan" yang diadakan Kehati di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Senin (29/7).

"Masyarakat sudah enak makan nasi dari beras enak, ketika kembali ke pangan lokal mereka tidak mau kembali," ucap Romo Benyamin Daud.

Ia menyebutkan padahal kalau masyarakat beralih ke pangan lokal maka mereka akan menemukan kemudahan karena pengelolaannya yang lebih sederhana. "Secara ekonomi sangat menguntungkan untuk pengelolaannya karena tak butuh banyak tenaga, tak makan waktu dan uang. Ada pengelolaan pasar," katanya.

Ketika tanaman padi dan jagung mati akibat kekeringan, dirinya mengklaim sorgum tetap bertahan di daerahnya. Ia menjelaskan produktivitasnya di lahan berbatu 2-3 ton per hektar dan pada lahan tak berbatu 4-7 ton per hektar.

"Ini sangat membantu ekonomi. Jagung 3 ribu gelondongan. Sorgum 5-6 ribu per kg. Ekonomi petani ketika mengalami masa krisis, sorgum membantu," ujarnya.

Romo juga mengklaim konsumsi sorgum mampu mengatasi stunting di daerah binaannya dengan adanya kerjasama dengan puskesmas.

Untuk kembali memasyarakatkan pangan khas masyarakat Flores itu, ia menghimbau kepada setiap keluarga untuk membawa sorgum ke kelas untuk diolah dan dimakan bersama-sama selama tiga (3) bulan. 

"Setelah 3 bulan dicek gizi buruk dan gizi kurang turun jauh dari 12 anak menjadi satu anak. Satu anak memang karena bawaan (stunting)," ucapnya.

Sementara itu, Pembina Petani Sorgum Maria Loretga mengaku pihaknya semangat mengembangkan sorgum berkat adanya bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) dan juga lantaran sorgum diakui sebagai varietas nasional. 

"Tentu harus ada kebijakan bahwa di NTT cocoknya sorgum. Menghidupkan lahan tidur dan manusia tidur, sehingga kebijakan ini mampu mendorong penanaman sorgum".

Maria mengatakan pihaknya mendapat SK (Surat Keputusan) dari balitbangtan bahwa Dusun Likotuden, Kelurahan Kawalelo, Kecamatan Demon Pagong, Kabupaten Flores Timur yang dibinanya menjadi pusat peneltian sorgum bekerja sama dengan Kehati dan Keuskupan Larantuka.

"Sorgum sangat mempunyai potensi besar untuk meningkatkan produksi pangan alternatif beras," ungkapnya.

925