Home Kesehatan Mendadak Mati, Virus Jembrana 'Hantui' Sapi Bali di Sumbar

Mendadak Mati, Virus Jembrana 'Hantui' Sapi Bali di Sumbar

Padang, Gatra.com - Sapi simental asal Bali yang dipelihara peternak Sumatera Barat (Sumbar) tengah dihantui virus jembrana beberapa bulan terakhir, terutama sejak ditemukannya puluhan sapi Bali yang mati mendadak di Kabupaten Solok Selatan.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar Erinaldi mengatakan virus jembrana sudah ada sepanjang tahun menyerang sapi Bali. Virus tersebut akan menyerang sapi Bali yang kondisinya tidak sehat terutama saat perubahan cuaca.

"Sekarang ini sedang perubahan cuaca, musim kemarau cukup panjang. Sapi Bali di daerah-daerah yang kesulitan air akan lebih mudah diserang virus jembrana, bahkan bisa juga diserang virus lainnya," ujar Erinaldi saat ditemui di Padang, Senin (29/7).

Ia mengatakan dalam laporan sampel yang diambil dari lima ekor sapi Bali yang mati, sapi-sapi tersebut terbukti diserang virus jembrana. Namun pihaknya tidak bisa memastikan 30 ekor sapi yang mati mendadak di Solok Selatan terkena virus jembrana secara keseluruhan.

"Petugas tidak bisa serta merta menyimpulkan sapi-sapi tersebut diserang virus jembrana, sebab virus yang bisa menyerang sapi tidak hanya jembrana saja," katanya.

Dirinya menghimbau para peternak untuk lebih memperhatikan manajemen dalam beternak, terutama saat-saat peralihan cuaca.

Gejala umum sapi Bali yang terkena penyakit Jembrana, di antaranya yakni masa inkubasi 4 hingga 12 hari disertai tanda-tanda suhu tubuh meningkat hingga 42 derajat Celsius. Diare yang bercampur darah, terjadi pembengkakan pada kelenjar limfeprescapularis, prefemoralis, dan parotis. Lalu terlihat adanya bercak (berkeringat) darah pada kulit, lesu dan sapi tidak nafsu makan, hingga kematian mendadak (kondisi akut).

Sementara untuk mengurangi resiko terkena penyakit jembrana ini yakni dengan cara mengkarantina sapi Bali yang sakit atau memisahkan ternak yang dalam kondisi sehat.

Langkah pencegahan dilakukan dengan melakukan pembakaran terhadap kotoran yang tercemar yang menjadi tempat hidup lalat (vektor). Selain itu pembersihan kandang dengan melakukan penyemprotan desinfeksi dan peralatan kandang seperti makan dan minum.

1200