Home Ekonomi Risma Sarankan DKI Segera Bangun TPA

Risma Sarankan DKI Segera Bangun TPA

Surabaya, Gatra.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menilai sampah di Jakarta per hari mencapai 7.500 ton, sedangkan TPA tidak cukup menampung sampah sebanyak itu.

Risma mengatakan demikian setelah pada Senin (29/7) kemarin mendengar pemaparan dari Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Provinsi DKI Jakarta dalam rangka studi banding pengelolaan sampah di Surabaya.

Risma menilai pengelolaan sampah di DKI Jakarta sangat mengkhawatirkan. "Aku ngomong begini karena medeni (menakutkan). Gimana ndak takut, orang katanya (TPA) Bantar Gebang itu 2021 tutup (overload). Sementara (pembangunan TPA) baru selesai 2022," kata Risma, Selasa (30/7).

Ia mempertanyakan sisa sampah akan dibuang ke mana. Sebab, kalau sampah sehari saja tidak terurus bisa berantakan. "Karena enggak akan keangkut karena daya tampung (TPA yang dibangun) 2022 hanya (menampung sampah) 2.200 ton," jelas Risma.

Oleh karenanya, Risma menyarankan kepada DPRD Provinsi DKI Jakarta saat berkunjung ke Surabaya, agar pembangunan TPA bisa dipercepat. Terlebih, DKI Jakarta memiliki anggaran yang melimpah.

Jika anggaran pengelolaan sampah di Surabaya hanya Rp 30 miliar, Jakarta memiliki anggaran yang lebih besar untuk pengelolaan sampah, yakni Rp 3,7 triliun.

Risma menilai, apabila anggaran itu bisa dipakai, Pemprov DKI Jakarta tidak perlu lagi melakukan investasi untuk tendernya. "Jadi langsung pakai APBD saja, dua tahun sudah bisa banyak asing itu, dari negara-negara luar sudah banyak bisa menyiapkan fabrikasi (pembangunan) untuk itu. Karena kalau enggak cepat, medeni (manakutkan) ini. Coba bayangin sampah (Jakarta) segitu banyak," katanya.

Sebelumnya, DPRD bersama DLH Provinsi DKI Jakarta melakukan studi banding pengelolaan sampah mulai dari hulu sampai dengan proses akhir yang telah diterapkan Kota Surabaya dan langsung diterima Risma di Balai Kota Surabaya.

Dalam kesempatan itu, Ketua Fraksi Nasdem DPRD Provinsi DKI Jakarta Bestari Barus mengatakan, alasan melakukan kunker ke Surabaya karena banyak hal yang patut ditiru dari teknologi pengelolaan sampah yang telah diterapkan di Surabaya

Salah satunya, kata dia, bagaimana mengelolah sampah yang murah dari hulu hingga akhir dengan anggaran terbatas.

"Tentu ini menjadi pembelajaran bagi kami yang dari Jakarta dengan anggaran yang begitu besar masih harus belajar ke Surabaya. Bagaimana pengelolaan sampah yang baik, efektif dan efisien," kata Besari.

201