_thumb.jpg "Koalisi Musisi Gelar Aksi Bela Palestina di Depan Kedubes AS, Tunjukkan Solidaritas untuk Gaza")
Jakarta, Gatra.com - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, rencana pendatangan dosen asing saat ini tengah dicanangkan dengan target pelaksanaan di tahun 2020 mendatang. Menurut Nasir, akan dipilih perguruan tinggi yang sudah "dewasa" terlebih dahulu.
"Kriteria universitas yang sudah dewasa itu ya yang sudah mandiri,. Dilihat dari salah satunya, manajemen universitasnya sudah bagus. Lalu paling tidak akreditasi perguruan tingi sudah internasional. Kemungkinan nanti kami akan fokuskan pada ilmu sains dan teknologi. Mungkin ada yang sosial, tapi kami fokuskan yang sains teknologi," Ungkap Nasir saat ditemui wartawan di kawasan Senayan, Selasa (30/7).
Selain itu, Nasir mengatakan, rencana pendatangan dosen asing ke Indonesia sedang digencarkan. Tentunya terdapat kualifikasi khusus, sehingga tidak sembarang dosen asing akan didatangkan. Ada kriteria yang harus dilihat nantinya, semisal riwayat kesuksesan mereka di bidang akademis. Kriteria dosen yang didatangkan harus baik.
"Kriteria mereka harus baik, misal jika dia nanti jadi rektor, bisa tidak meningkatkan kualitas perguruan tinggi minimal peringkat 200 se-dunia. Selain itu, biasanya orang asing bisa punya jaringan yang baik. Kita butuh itu juga. Selain pintar, harus punya jaringan agar kita juga punya jaringan itu," ujar Nasir.
Selain itu, ketika ditanyai apakah nantinya dosen asing yang masuk ke Indonesia hanya ditempatkan di Perguruan Tinggi Negeri, Nasir membantah pernyataan tersebut. Menurutnya, mungkin saja dosen asing tersebut ditempatkan di perguruan tinggi swasta.
"Tidak selalu [ditempatkan di PTN]. Bisa di bukan PTN berbadan hukum, bisa di PTN biasa atau bahkan di PTS. Pokoknya dimanapun, asal Perguruan Tinggi tersebut bisa menembus peringkat 200 dunia," ujarnya.
