Home Ekonomi Nilai Investasi Naik, CORE Sebut Belum Cukup Genjot Ekonomi

Nilai Investasi Naik, CORE Sebut Belum Cukup Genjot Ekonomi

 

Jakarta, Gatra.com - Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah Redjalam berpendapat, peningkatan investasi di Indonesia pada semester I 2019 masih belum mampu menggenjot ekonomi.

Berdasarkan laporan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), nilai investasi yang masuk ke Indonesia naik dari Rp361,6 triliun pada Semester I 2018 menjadi Rp395,6 triliun pada semester I 2019 atau tumbuh 9,4%.

"Saya belum yakin PMA naiknya riil. Saya bayangkan kondisi kenaikan yang sekarang karena sudah turunnya PMA tahun lalu," ujarnya acara Diskusi Core Midyear Review "Konsolidasi Domestik Pascapemilu di Tengah Tekanan Global" di Hongkong Cafe, Jakarta, Selasa (30/7).

Keraguan Piter disebabkan oleh hambatan investasi yang masih dirasakan investor. Ada beberapa persoalan seperti sulitnya pembebasan lahan, kurangnya koordinasi pusat dan daerah, inkonsistensi kebijakan, dan kebijakan upah minimum.

Meski demikian, Piter beranggapan, sebenarnya Indonesia memiliki daya tarik investasi yang besar seperti bahan baku yang melimpah dan jumlah tenaga kerja yang besar.

"Daya tarik investasi diwujudkan oleh pengajuan investasi yg terus naik. Izin prinsip yg dimeluarkan bkpm terus meningkat. Sayangnya realisasi investasinya tak sampai separuh realisasinya [kurang dari 50%]," ujarnya.

Selain dihilangkannya keempat hambatan investasi sebelumnya, Piter mendorong pemerintah untuk memacu konsumsi masyarakat. Dampaknya akan meningkatkan daya tarik bagi investor.

"Investasi dan konsumsi tinggi akan memacu pertumbuahan ekonomi yang tinggi. Harusnya investasi bisa tumbuh di kisaran 10%," tuturnya. Menurutnya perhitungannya, dibutuhkan pertumbuhan investasi di atas 10% untuk memacu pertumbuhan ekonomi di atas 6%.

 

110