Home Ekonomi Kementan Dorong Ekspor Kulit Kayu Manis ke Prancis dan AS

Kementan Dorong Ekspor Kulit Kayu Manis ke Prancis dan AS

Yogyakarta, Gatra.com – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Karantina Pertanian Yogyakarta melepas ekspor 50 ton kulit kayu manis berbentuk stik kering dan pecahan kering (chipped) dengan nilai ekonomi Rp3,36 miliar ke Prancis dan Amerika Serikat (AS).

"Ini merupakan bagian dari kebijakan strategis Kementan dalam mendorong ekspor, menambah ragam komoditas misalnya berupa produk jadi, minimal setengah jadi," kata Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) saat melepas ekspor komoditas pertanian di Yogyakarta, Selasa (30/7).

Jamil menjelaskan, pengolahan produk pertanian kulit kayu manis ini ada di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Sementara kulit kayu manisnya berasal dari Sumatera Barat (Sumbar), Lampung, Sulawesi Utara (Sulut), dan Ternate.

Sementara itu, industri olahan komoditas pertanian berada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang dikenal sebagai tempat pengolahan vanila berkualitas tinggi sehingga vanila asal Papua, NTT, dan Sulawesi Selatan dapat diterima dalam bentuk olahan di pasar global.

"Akan ada banyak roda berjalan dengan pemberdayaan masyarakat ini. Jika dibutuhkan bantuan, dapat menghubungi kami atau Litbang Pertanian yang memiliki teknologi olahan aplikatif," kata Jamil dalam siaran pers.

Baca juga: Bupati Kerinci Minta Dukungan Pusat Untuk Pengembangan Kayu Manis

Kepala Karantina Pertanian Yogyakarta, Ina Soelistyani, menyampaikan, berdasarkan data dari sistem otomasi perkarantinaan, IQFAST diwilayah kerjanya, tercatat pada 2018 total kayumanis yang diekspor sebanyak 288 ton dengan nilai ekonomi mencapai Rp10 miliar.

Ada pun negara tujuan masing-masing ekspornya adalah Perancis, Estonia, AS, dan Swedia. Sementara untuk tahun berjalan, hingga Juli 2019, ekspor komoditas ini telah mencapai 215 ton setara dengan Rp11,2 miliar dengan tujuan AS, Perancis, dan Estonia. Volume ekspornya meningkat signifikan.

Pada kesempatan yang sama, tujuh komoditas pertanian yang telah diolah juga dilepas serentak ke tujuh negara mitra dagang dengan total nilai ekonomi Rp22,8 miliar. Dengan rincian asal subsektor perkebunan adalah pala bubuk dan pala biji 32,5 ton senilai Rp5,46 miliar tujuan Prancis, bunga cengkeh dengan volume 10 ton senilai Rp1,26 miliar yang diekspor ke AS; vanila tujuan Jerman dan US dengan volume 3.35 ton senilai Rp13,89 miliar dan gula kelapa tujuan Belanda dengan volume 10 ton senilai Rp350 juta.

Sementara untuk komoditas ekspor dari subsektor hortikultura berupa buah salak yang merupakan buah eksotis unggulan Pemerintah DIY, diekspor sebanyak 8,6 ton dengan nilai mencapai Rp151,9 juta dengan negara tujuan Kamboja. Kayu olahan albasia yang merupakan komoditas subsektor nonpertanian juga diekspor ke Cina dengan volume 580 CBM senilai Rp1,7 miliar.

Dalam memenuhi persyaratan ekspor negara tujuan, Karantina Pertanian Yogyakarta melakukan serangkaian tindakan pemeriksaan karantina mulai dari pengajuan permohonan pemeriksaaan karantina (PPK on line) oleh eksportir, dilanjutkan dengan inspeksi ke gudang berupa pemeriksaan fisik untuk memenuhi persyaratan teknis negara tujuan dan protokol karantina antarnegara. Untuk target pest komoditas pertanian adalah serangga hidup dan cendawan serta memenuhi impor permit negara tujuan ekspor.

Baca juga: Perusahaan Belgia Temui Bupati Kerinci Ajak Kerjasama Kelola Kayu Manis

Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, yang hadir dan melepas ekspor, menyerahkan sertifikat kesehatan tumbuhan, Phitosanitary Certificate (PC) kepada empat eksportir asal DIY. Ke-empatnya merupakan pelaku usaha agribisnis dengan kategori patuh dalam melengkapi pesyaratan sertifikasi karantina.

Wagub sangat mengapresiasi dorongan pemerintah pusat dalam meningkatkan kinerja ekspor di DIY, khususnya akses pasar bagi para pelaku usaha. Ia menginstruksikan jajarannya di dinas terkait untuk terus membangun sinergitas dalam menggenjot ekspor, khususnya komoditas pertanian.

"Selain kekayaan alam yang dimiliki, peluang pemberdayaan SDM untuk industri olahan juga masih terbuka lebar," ujar Wagub.

Menyambut kebijakan Wagub untuk mendorong ekspor, Kementan melalui Barantan menyerahkan aplikasi peta potensi komoditas ekspor pertanian untuk DIY. Aplikasi i-MACE (Indonesian Map of Agricultural Commodities Exports) berisi informasi kegiatan ekspor komoditas pertanian di Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian seluruh Indonesia. Aplikasi ini dapat dijadikan alat bantu membuat kebijakan pembangunan sentra pertanian berorientasi ekspor di DIY.

"Ke depan, bakal makin banyak jumlah dan ragam produk pertanian yang berkualitas ekspor asal Yogyakarta, " kata Jamil.