Seoul, Gatra.com - Di tengah penghasilan yang sedang meroket, Samsung Electronics (anak perusahaan Samsung Groups) justru malah terpuruk.
Laba bersih produsen smartphone dan chip memori terbesar di dunia ini turun pada kuartal II-2019. Namun untuk year-on-year (YOY), dalam tiga bulan terakhir laba bersih perusahaan ini turun 53%.
Dilansir AFP, penurunan laba besih karena meningkatnya pasokan elektronik global di tengah permintaan pasar yang menurun. Diperparah perang dagang Korea Selatan-Jepang sehingga harga chip anjlok.
Sampai dengan Juni 2019, Samsung Electronics meraih laba bersih sebesar US$4,3 miliar, atau setengah dari keuntungan tahun lalu. Meski masih bisa bertahan, Samsung terbebani tingginya biaya pemasaran.
"Pengiriman barang lebih banyak, sementara penjualan barang menurun. Oleh karena itu, kami terbebani biaya pemasaran yang tak seimbang dengan penjualan," ungkap Samsung dalam keterangan resminya, Rabu (31/7).
Samsung Electronics juga dihadapkan pada terbatasnya bagan baku pembuatan chip. Hal itu karena Jepang membatasi bahan kimia yang sangat penting bagi industri chip Korea Selatan.
Pada awal 2019, Samsung meluncurkan smartphone S10 teknologi 5G, setelah Korea Selatan memenangkan perlombaan global yang meluncurkan jaringan 5G nasional pertama di dunia. Namun, pada April lalu Samsung batal merilis ponsel pintar Galaxy Fold. Hal itu karena saat uji perangkat terdapat beberapa masalah pada layar setelah beberapa hari penggunaan.
