Jenewa, Gatra.com - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengaku siap untuk melakukan dialog jika Arab Saudi juga bersedia. Hal itu disampaikannya pada hari Rabu (31/7) waktu setempat, seperti diberitakan Kantor Berita IRIB. 

Dilansir Reuters, ketegangan antara Iran dan Arab Saudi meningkat sejak Riyadh menuduh Republik Islam Iran melakukan serangan terhadap kapal tanker minyak yang mengakibatkan kerusakan parah di Teluk, dimana tuduhan itu dibantah oleh Teheran.

"Jika Arab Saudi siap untuk berdialog, kami selalu siap untuk berdialog dengan mereka. Kami tidak pernah menutup pintu untuk berdialog dengan tetangga kami dan kami tidak akan pernah menutup pintu untuk berdialog dengan tetangga kami," tegas Zarif. 

Serangan terhadap kapal tanker minyak itu ditengarai oleh tindakan Amerika Serikat yang telah memperketat sanksi terhadap Iran. Hal itu dilakukan AS dalam upaya untuk menekan program nuklir dan rudal balistik Iran yang dinilai dapat membahayakan dunia, khususnya AS sendiri. 

Pangeran mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman pada pertengahan bulan lalu meminta masyarakat internasional untuk mengambil sikap tegas atas serangan tanker itu. Meskipun begitu, Saudi enggan untuk menyatakan perang dengan negara tetangganya tersebut. 

Zarif menyatakan Iran juga dapat mengadakan pembicaraan serupa dengan Uni Emirat Arab (UEA) yang merupakan sekutu dekat Saudi. Dia mengatakan jika Saudi bersedia mengubah arah kebijakan mereka, hal itu dapat membuka peluang yang sangat baik untuk dilaksanakannya dialog. 

Sebelumnya, pada hari Selasa (30/7), Iran telah melakukan pembicaraan seputar keamanan maritim dengan UEA dalam upaya nyata untuk meredakan ketegangan di Teluk. Meskipun, seorang pejabat Teluk Arab menjelaskan bahwa pembicaraan itu adalah kegiatan rutin dan teknis yang biasa dilakukan oleh kedua belah pihak.