Home Kesehatan BMKG : Waspada Penurunan Kualitas Udara di Sumbar

BMKG : Waspada Penurunan Kualitas Udara di Sumbar

Padang, Gatra.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat Sumatera Barat untuk mewaspadai adanya penurunan kualitas udara di wilayah Sumatera Barat (Sumbar) beberapa hari terakhir, akibat kabut asap kiriman dari provinsi tetangga yang mengalami kebakaran lahan dan hutan.

Kepala Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Bukit Kototabang, Wandayantolis menyebutkan dalam beberapa hari terakhir beberapa kota di Sumatera Barat mengalami kejadian kabut asap.

"Kejadian kabut asap ini dapat mengurangi jarak pandang serta menimbulkan berbagai permasalahan kesehatan di Sumbar," ujar Wandayantolis dalam keterangan tertulis yang diterima Gatra.com di Padang, Kamis (1/8).

Ia mengatakan berdasarkan pantauan di stasiun GAW Kototabang, Kabupaten Agam, terpantau pola angin bervariasi dari barat hingga tenggara selama dua pekan terakhir. Sementara pantauan Partikulat (PM10), dan Karbon Monoksida (CO) berfluaktif pada kategori baik hingga sedang.

Ia menyampaikan Sumbar harus waspada terhadap adanya kejadian hotpsot yang terpantau pada wilayah di sekitarnya, serta berkurangnya curah hujan yang berfungsi sebagai pencuci udara, serta arah angin menuju Sumbar dari daerah terjadinya hotspot (karhutla).

Jika hotspot pada sekitar Sumbar terus meningkat dan curah hujan masih terus berkurang perlu diwaspadai dampaknya terhadap kondisi kualitas udara di wilayah Sumbar, terutama untuk Kabupaten Lima Puluh Kota, Sijunjung dan Dhamasraya, karena wilayah tersebut berbatasan langsung dengan Riau.

"Kondisi tersebut akan memberi dampak penurunan kualitas udara yang terukur di Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang," katanya lagi.

Dirinya mengimbau kepada masyarakat untuk mengurangi pembakaran sampah serta mengurangi terjadinya kebakaran lahan. Bila diperlukan agar menggunakan masker saat keluar rumah.

Diketahui titik api terpantau sebanyak 79 titik api di Provinsi Riau, dan 28 titik Api di Provinsi Jambi. Hasil pemantauan tersebut didasarkan pada tingkat kepercayaan 80 persen yang diperoleh dari website Sipongi, Kementrian Lingkungan Hidup.

646