Home Politik Hati-Hati! Ini Empat Modus Jual Beli Data Penduduk

Hati-Hati! Ini Empat Modus Jual Beli Data Penduduk

Jakarta, Gatra.com - Seorang Whistleblower dalam kasus jual-beli data penduduk, Hendra Hendrawan, membeberkan modus yang digunakan pelaku dalam melancarkan aksinya. Pernyataan Hendra ini sekaligus menepis tudingan keterlibatan Ditjen Dukcapil dalam kasus tersebut.  

"Jadi kalau data data NIK, KTP, sama KK yang di sana tuh sebenarnya bukan dari pemerintah, tapi mereka tuh nyuri sendiri," ujar Hendra dalam diskusi publik 'Data Pribadi Bukan Rampasan, Lindungi Segera!' di Perpustakaan Kemendikbud, Senayan, Kamis (1/8). 

Baca Juga: Alih-Alih Dilaporkan, Dirjen Dukcapil Anggap Hendra Berjasa

Cara pertama yang digunakan pelaku yakni berpura-pura menjadi pembeli dalam beberapa platform e-commerce. Setelah itu, mereka meminta data korban dengan cara selfie bersama e-KTP dengan dalih ketidakyakinan terhadap data penjual yang tercantum dalam akun e-commerce. 

"Mereka tuh bikin akun di situs jual beli sebagai seorang pembeli, nanti dia pura pura jadi pembeli, terus meminta data diri kita karena dia tuh kayak nggak percaya kita tuh penjualnya, jadi dia minta KTP dan selfie KTP, tukeran. Pelaku juga ngirim selfie KTPnya, tapi selfie yang dipakai tuh data orang lain juga," kata Hendra.  

Modus kedua adalah penawaran pinjaman online tanpa jaminan lewat SMS. Hanya, lanjut dia, peminjam diwajibkan selfie dengan e-KTP. 

"Mereka itu dapet data yang pertama dari sms, jadi sms kayak nawarin pinjaman online tanpa jaminan gitu, syaratnya cuman foto KTP atau selfie KTP, itu cuman bohongan," tutur dia. 

Modus ketiga adalah pembukaan lowongan kerja dengan cara persis sama dengan pinjaman tanpa jaminan. Terakhir, modus yang terlihat baru yaitu oknum penipu mencoba menawarkan sembako ke kampung-kampung dengan syarat mau memberikan data penduduknya. 

"Mereka juga bisa datang ke kampung kampung ngasih beras, sembako. Nanti kalau mau beras, harus mau difotoin sama KTP, difotoin NIK, KKnya, gitu," ungkapnya. 

Dia juga mengimbau kepada masyarakat luas agar berhati-hati dalam memberikan data terhadap aplikasi atau website yang tidak jelas. Karena Hendra juga pernah menemukan modus "cek KTP" yang menurutnya sering muncul dalam bentuk pop-up Ad di mesin pencarian Google.

332