Home Milenial Harimau Berkeliaran di Pasaman Kembali ke Hutan

Harimau Berkeliaran di Pasaman Kembali ke Hutan

Padang, Gatra.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Pasaman menyebutkan harimau Sumatera pengintai hewan ternak masyarakat di nagari Aia Manggih, Kecamatan Lubuk Sikaping, Pasaman, Sumatera Barat sudah kembali lagi ke dalam hutan.
 
Kepala BKSDA Resor Pasaman, Ade Putra memastikan hal tersebut berdasarkan hasil rekaman kamera pengintai yang dipasang selama lima hari di sekitar lokasi tapak yang biasa dijajaki harimau tersebut. Ade menyebutkan untuk sementara waktu binatang belang itu sudah berpindah ke kawasan lain.
 
"Satwa Harimau diduga sudah berpindah atau bergeser kembali ke dalam hutan lindung Tonang pasca serangan terhadap belasan ternak warga Kampung Padang nagari Aia Manggih Barat Kecamatan Lubuk Sikaping, Pasaman," ujar Ade Putra saat dihubungi Gatra.com, Kamis (2/8).
 
Ia mengatakan tim BKSDA sudah melakukan penanganan konflik antara manusia dan satwa liar selama 5 hari, dan tidak menemukan tanda-tanda baru keberadaan si binatang belang tersebut.
 
Berdasarkan hasil penyisiran dan patroli tim BKSDA di lokasi radius 3 kilometer di jalur perlintasan satwa yang diperkuat dengan rekaman  kamera penjebak (camera trap) sebanyak empat unit di beberapa titik tidak terlihat tanda berupa jejak, cakaran maupun kotoran yang menandakan keberadaan harimau
 
"Kamera penjebak yang dipasang pun tidak berhasil menangkap gambaran visual keberadaan satwa dilindungi tersebut. Hal ini diduga satwa sudah menjauh dari lokasi dan kembali ke dalam kawasan hutan lindung yang hanya berjarak 650 meteran dari lokasi kejadian," katanya.
 
Sebelumnya BKSDA menerima informasi adanya serangan harimau terhadap 14 ekor ternak warga yang terdiri dari 13 ekor kambing dan 1 ekor anjing pada penghujung Juli lalu (22/7). 
 
Berdasarkan penelusuran dan identifikasi tanda-tanda keberadaan di lapangan, tim menemukan jejak kaki satwa liar yang masih dalam dugaan adalah jenis Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di beberapa titik lokasi.
 
Untuk memastikan lebih lanjut, BKSDA memasang kamera penjebak (camera trap) sebanyak 4 unit guna memantau pergerakan harimau. Selain itu untuk memberikan rasa aman, tim juga melakukan patroli pemantauan di sekitar lokasi.
 
Meski BKSDA sudah memastikan harimau sudah berpindah lokasi, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melepaskan ternaknya secara liar tanpa pengawasan, dan meningkatkan kewaspadaan selama beraktifitas di dalam hutan.
722