Home Ekonomi Harga Cabai Meroket, Kementan: Stok Langka dan Kekeringan

Harga Cabai Meroket, Kementan: Stok Langka dan Kekeringan

Jakarta, Gatra.com – Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), cabai merupakan penyumbangan inflasi yang cukup signifikan pada bulan Juli 2019. Cabai merah, rawit, dan hijau masing-masing menyumbang 0,20%; 0,06%; dan 0,01% terhadap total inflasi sebesar 0,31%.

Direktur Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian (Kementan), Prihasto Setyanto, mengungkapkan, kelangkaan stok dan kemarau panjang menyebabkan harga cabai meroket di pasaran.

“Kemarin [awal tahun] harga cabai jatuh sampai 3 – 5 ribu [tingkat petani per kilogram]. Karena harga jatuh sampai dengan jangka waktu cukup panjang, petani enggan merawat dan menanam, sehingga kondisi pertanamannya kurang baik. Akhirnya kekurangan cabai,” ungkapnya kepada Gatra.com pada Sabtu (3/8).

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Hortikultura (Ditjen Hortikultura) Kementan, harga cabai rawit merah di tingkat petani per 1 Agustus 2019 berkisar antara Rp40.000 per kg (Mamuju, Sulawesi Barat)–Rp71.000/kg (Banyuwangi dan Jawa Timur).

Baca juga: Tanaman Mati, Harga Cabai di Cilacap Naik 2 Kali Lipat

Sedangkan harga cabai merah keriting di tingkat petani antara Rp30.000 per kg (Bantaeng dan Sulawesi Selatan)–Rp65.000 per kg (Tapanuli Selatan dan Sumatera Utara). Padahal, titik impas (break event point) cabai merah keriting sebesar Rp10.000/kg–Rp 12.000/kg dan cabai rawit merah sebesar Rp12.000 per kg–Rp15.000 per kg.

“[Saat ini] harga di tingkat petani untuk cabai merah besar 30-40 ribu per kilogram, cabai hijau 30-35 ribu per kilogram, dan cabai rawit Rp60-70 ribu per kilogram,” ujarnya pria yang akrab disapa Anton tersebut.

Menurut data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) per tanggal 2 Agustus 2019, harga rata-rata cabai merah besar, cabai merah keriting, cabai rawit merah, dan cabai rawit hijau nasional sebesar Rp55.400 per kg, Rp58.800 per kg, Rp77.110 per kg, dan Rp60.950 per kg.

Anton ini menjelaskan bahwa sentra-sentra produksi cabai di Jawa Barat (Cianjur, Garut, Bandung, Sumedang, Tasikmalaya, dan Ciamis), Jawa Tengah (Magelang dan Temanggung), DIY (Kulon Progo dan Sleman), serta Jawa Timur (Malang, Blitar, Kediri, Tuban, dan Banyuwangi) mengalami kekeringan, sehingga tidak dapat berproduksi maksimal.

Baca juga: Harga Cabai Makin Pedas

Kementan, kata dia, mengupayakan pemberian bantuan pompa air di sentra-sentra produksi cabai. Selain itu, pihaknya mengimbau dilakukannya penyiraman di daerah-daerah yang masih cukup air.

“[Penurunan produksi]. Cukup signifikan, khususnya cabai rawit. Kita bandingkan [Juli] 2018 lalu, harga cabai stabil di bulan yang sama. Saya perkirakan hampir 50% penurunannya,” ujar dia.

Menurut Data Ditjen Hortikultura Kementan, realisasi produksi cabai rawit dan cabai besar hingga Juli 2019 masing-masing sebesar 626.707 ton dan 502.948 ton. Produksi cabai rawit dan cabai besar pada bulan Juli masing-masing hanya sebesar 53.053 ton dan 36.503 ton, terendah sepanjang tahun 2019. Adapun target produksi cabai rawit dan cabai besar selama 2019 masing-masing sebesar 1.212.445 ton dan 1.013.880 ton.

“Saya perkirakan akhir Agustus, September, Oktober [harga] sudah mulai normal,” ungkapnya.

1226