Jakarta, Gatra.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta PT PLN (Persero) untuk lebih memaksimalkan upaya-upaya dalam menangani insiden padamnya listrik, yang terjadi pada Minggu (4/8). Insiden padamnya listrik tersebut terjadi hampir delapan jam lamanya dan melanda wilayah Jabodetabek dan sekitarnya.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM, Rida Mulyana mengatakan insiden pemadaman listrik tersebut berdampak luas pada beberapa sektor. Diantaranya sektor ekonomi, telekomunikasi, pelayanan, dan transportasi.
Baca Juga: Kadin: Direksi PLN Harus Mundur, Tidak Cukup Minta Maaf
“Kami harap PLN dapat melakukan pemulihan listrik di wilayah yang belum normal dengan segera. Karena insiden tersebut juga menyulitkan jajaran Kementerian ESDM untuk berkoordinasi dengan PLN, akibat terganggunya akses komunikasi,” jelas Rida pada konferensi Pers di Jakarta, Senin (5/8).
Rida menjelaskan bahwa penyebab utama pemadaman listrik lantaran terganggunya transmisi di Ungaran dan Pemalang. Keduanya merupakan tulang punggung bagi sistem kelistrikan di Jawa-Bali.
Transmisi yang berada di sebelah utara Jawa tersebut selama ini menyuplai pasokan listrik dari timur ke barat, meliputi wilayah Jabodetabek, Banten, hingga Jawa Barat. Sementara saat transmisi utara mengalami gangguan, satu dari dua transmisi yang berada di selatan sedang tidak beroperasi lantaran sedang dilakukan pemeliharaan.
Baca Juga: Polri Turut Dalami Masalah Pemadaman Listrik
“Artinya terjadi kelebihan beban akibat adanya satu sirkuit yang off. Saat suplai dari timur-barat berhenti, maka pemenuhan listrik di Jawa bagian Barat seperti Jabodetabek, Banten, dan Jawa Barat, itu hanya mengandalkan pembangkit yang ada di bagian barat,” jelas Rida.
Berdasarkan kondisi tersebut, sistem pembangkit yang mendapatkan beban tinggi tidak akan kuat menopang seluruh kebutuhan listrik yang ada di wilayah Jawa bagian barat. Maka secara otomatis pembangkit akan terputus atau tidak berfungsi, hal itu yang menyebabkan black out.
