Home Politik Ma’ruf Amin Pimpin Doa Khusus untuk Kepergian Mbah Moen

Ma’ruf Amin Pimpin Doa Khusus untuk Kepergian Mbah Moen

Jakarta, Gatra.com – Wakil Presiden terpilih sekaligus Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof. Dr KH Ma’ruf Amin memimpin doa secara khusus untuk wafatnya KH Maimun Zubair di kantor MUI Pusat, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (6/8). Dalam kesempatan yang dihadiri oleh pimpinan dan tokoh MUI itu, Ma’ruf mengucapkan belasungkawa serta membacakan petikan ayat Al Quran surat Al Fajr: 27-28 yang diperuntukkan kepada almaghfurlah KH Maimun Zubair atau kerap disapa Mbah Moen.

“Kami semua mengirim doa kepergian yang mulia si Mbah Kiai Haji Maimun Zubair dengan ucapan Ya ayyuhan nafsul muthmainnah, irji'i ila rabbiki radhiyatam mardhiyyah. Selamat tinggal selamat jalan mudah-mudahan kami yang ditinggalkan akan mengikuti jejak beliau menjadi muslim yang berguna, yang shalih, yang memberikan manfaat bagi agama, bangsa dan negara,” ucap Ma’ruf Amin.

Sampai sore ini kabut duka masih mengiringi kepergian ulama kharismatik yang wafat di Makkah, Saudi Arabia, Selasa pagi tadi itu. Kepulangan Mbah Moen meninggalkan rasa yang dalam di hati para tokoh NU dan MUI. Ma’ruf Amin melepas kepergian sang Kiai dengan ikhlas dan mendoakan almarhum mendapatkan tempat yang terpuji di sisi Nya.

“Innalillahi wa Inna ilaihi roji’un kami merasa prihatin dengan wafatnya almaghfurlah si Mbah Kiai Haji Maimun Zubair, muktasyar pengurus besar Nahdlatul Ulama, ulama besar yang sangat kharismatik dan sangat dicintai oleh umat Islam telah meninggalkan kita semua dan wafat di tanah suci di dalam rangka menjalankan ibadah haji,” ujar Ma’ruf dengan nada pelan.

Sebagai seseorang yang lahir dan tumbuh dalam lingkungan Nahdiyyin, Ma’ruf menyebut kepergian Mbah Moen akan menggoreskan kesan tersendiri bagi santri NU yang pernah mendapatkan binaan, bimbingan dan didikan dari sang kiai.

“Kami semua merasa kehilangan seseorang yang sangat kami cintai dan kami butuhkan arahan-arahan taujihatnya, irsyadatnya, petunjuk-petunjuknya yang senantiasa memberikan pedoman bagi kehidupan umat dalam rangka bermasyarakat, berbangsa dan bernegara karena itu segenap umat Islam merasa sangat kehilangan atas wafatnya beliau,” tambahnya.

Ma’ruf menyebut penting bagi generasi untuk meniru teladan sikap dari KH Maimun Zubair, tokoh yang terkenal akan kelembutannya, wawasan politik dan kecerdasan berpikir serta sikapnya yang “merangkul” semua kalangan.

“Mudah-mudahan arwah beliau diterima oleh Allah SWT ditempatkan di sisiNya, diberikan tempat yang layak di sisiNya, diampunkan segala kesalahannya, diterima amal ibadahnya, dan mudah-mudahan kiprah beliau selama ini, selama hidup beliau akan terus memberikan pencerahan bagi kehidupan umat, bangsa, dan negara,” ucap Ma’ruf.

Untuk diketahui KH Maimun Zubair lahir di Rembang, Jawa Tengah, 28 Oktober 1928. Putra pertama anak dari KH Zubair Dahlan dan cucu dari Kyai Ahmad Syu’aib ini menempuh pendidikan kesantrian di Pondok Lirboyo Kediri, di bawah asuhan KH Abdul Karim atau yang biasa dikenal sebagai Mbah Manaf, lalu ia turut berguru kepada KH Mahrus Ali dan KH Marzuqi.

Mbah Moen juga mafhum dikenal sebagai pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang. Ia pernah menjadi anggota legislatif dan aktif di dunia politik sampai menjadi Ketua Majelis Syariah PPP. Di usia yang senja 90 tahun ia masih tekun dan aktif memberikan pengajian dan nasihat kepada para santri NU.

815