Jakarta, Gatra.com – Setelah sukses dengan Good Pitch Asia Tenggara di 2017, yayasan non-profit untuk pengembangan film dokumenter di Indonesia, In-Docs bekerja sama dengan Bekraf dan mitra-mitra lainnya menggelar Good Pitch Indonesia pada 5 September 2019. Good Pitch Indonesia juga mengadakan program mentoring untuk para pembuat film dan pendanaan dari live crowd-sourcing.

“Program yang inovatif ini bertujuan memperluas dampak sosial film-film dokumenter. Film-film yang terpilih untuk dilibatkan dalam Good Pitch Indonesia sudah kita seleksi dari berpuluh-puluh submission yang kita terima berdasarkan trailer yang mereka kirim dan isu yang diangkat,” kata Outreach Director for Good Pitch2 Southeast Asia, Mandy Marahimin di Pusat Kebudayaan AS, At America, Mall Pacific Place, Jakarta, Selasa (6/8).

Terpilih lima film yang masuk ke Good Pitch Indonesia untuk mengikuti workshop dan dilatih supaya mengetahui bagaimana cara memfokuskan dampak sosial yang ingin dicapai oleh para pembuat film tersebut. Kelima film tersebut yakni Pesantren (Shalahuddin Siregar), Bara (Arfan Sabran), Hidup dengan Bencana (Yusuf Radjamuda), Menggapai Bintang (Ucu Agustin), dan Waste on My Plate (David Darmadi).

“Nantinya, In-Docs juga akan mengundang pihak-pihak yang tepat agar bisa hadir dan berkolaborasi dengan para pembuat film yang terpilih. Apalagi, saat ini, pembuatan film dokumenter di Indonesia pendistribusiannya masih terbatas,” ujarnya.

Mandy berharap, dengan adanya Good Pitch, pendistribusian film-film dokumenter bisa meluas. Bukan hanya meluas karena ditonton oleh banyak orang, tetapi juga ditonton oleh orang-orang yang tepat. Karena setiap fim dokumenter memiliki isu-isu tertentu yang mempunyai hal-hal penting untuk dapat tersampaikan ke masyarakat.