Home Kesehatan Diet Soda Berpengaruh Buruk Pada Kondisi Kesehatan

Diet Soda Berpengaruh Buruk Pada Kondisi Kesehatan

New York, Gatra.com – Minuman diet soda telah secara luas disahkan sebagai pengganti yang baik untuk minuman manis dan tinggi kalori. Ini pertama kali dipromosikan untuk membantu penderita diabetes yang ingin menikmati minuman manis.

Produsen soda berjanji untuk membantu orang menjauh dari kadar gula dan kalori yang tinggi. Diet soda menggunakan pemanis buatan seperti siklamat, sakarin, aspartam atau sukralosa, alih-alih sebagai gula rafinasi. Namun, ada perdebatan mengenai efek kesehatan yang sebenarnya dari diet soda ini.

Diet soda sebenarnya sudah terbukti efektif untuk membantu orang mengurangi konsumsi minuman manis. Tetapi, satu penelitian menunjukan, bahwa minuman rendah kalori masih bisa meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes dan obesitas. Sejumlah kelompok peneliti juga tidak menemukan bukti bahwa diet soda dapat memberikan manfaat kesehatan langsung selain dari pengurangan asupan gula.

Seperti yang dilansir dari Medical Daily, Senin (5/8), studi menunjukan, minuman seperti itu berpotensi memicu masalah kesehatan dengan merusak pembuluh darah. Para peneliti juga percaya, konsumsi diet soda yang tinggi dapat menyebabkan peradangan kronis, serta menyebabkan sejumlah masalah kesehatan yang serius. Minum diet soda dapat meningkatkan risiko yakni serangan jantung, demensia, tekanan darah tinggi dan penyakit hati (liver).

Namun, penelitian sebelumnya tidak menentukan bagaimana minuman diet soda berkontribusi langsung terhadap penyakit. Tetapi, sebuah penelitian pada 2012 menemukan, bahwa soda yang menggunakan gula buatan memengaruhi cara otak mengambil rasa manis.

Para peneliti mengatakan, diet soda dapat memengaruhi dopamin, neurotransmitter yang mendukung motivasi, kesenangan dan penghargaan. Gula buatan dapat membuat orang menginginkan lebih banyak permen.

Menurut seorang ahli diet, ada faktor lain yang perlu dipertimbangkan yang dapat mempengaruhi kesehatan peminum soda. Masalah kesehatan kronis juga dapat terjadi karena masalah berat badan dan gaya hidup yang tidak berubah.

64