Home Milenial Konflik Satwa Liar Terus Meningkat Sejak 8 Tahun Lalu

Konflik Satwa Liar Terus Meningkat Sejak 8 Tahun Lalu

Bandung, Gatra.com - Selama 8 tahun terakhir  Badan Pengawas Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (BP FK3I) Jawa Barat (Jabar) mencatat, jumlah konflik antara macan tutul Jawa (Panthera pardus melas) dengan manusia semakin meningkat.

Kepala Badan Pengawas FK3I Jabar, Dedi Kurniawan, mengatakan, dalam kurun waktu tersebut konflik yang terjadi bukan hanya pakan yang mulai berkurang. Tetapi juga karena adanya perdagangan ilegal.

Baca juga: Macan Tutul Masuk Kampung di Subang, Warga Heboh

"Ini hasil tracking kami dan teman-teman komunitas di lapangan. Seperti kasus di Soreang pada November 2018 lalu," katanya di Sekretariat Walhi Jawa Barat, Bandung, Rabu (7/8).

Dedi menjelaskan, dalam kasus tersebut macan tiba-tiba berada sangat dekat dengan permukiman. Jika ditelusuri, lokasi ditemukannya macan tersebut sangat jauh dari habitatnya.

"Logika dasar paling masuk akal, ya macan tutul tersebut kabur dari kandang, ada orang yang memeliharanya," kata Dedi.

Menurutnya, kasus tersebut selesai karena satwa yang statusnya dinyatakan nyaris punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) tersebut mati di tangan manusia.

Kematian macan tutul Jawa di Kabupaten Soreang pada November 2018 itu juga bukan yang terakhir. Akhir Juli 2019 lalu, satu bangkai macan tutul Jawa ditemukan di Pangalengan, Kabupaten Bandung.

Warga menemukannya di Hutan Logawa, dekat dengan perkebunan kopi di Pangalengan, Kabupaten Bandung. Bangkai tersebut kemudian dilarikan ke Kebun Binatang Bandung untuk dicari tahu penyebab kematiannya dengan melakukan nekropsi.

"Tapi sampai sekarang kami belum menerima hasil nekropsinya. Sempat dengar katanya macan mati secara alamiah," kata Dedi.

Baca juga: Macan Tutul yang Bikin Heboh di Subang, Siap Dilepasliarkan

Namun menurutnya, macan tutul Jawa yang mati secara alamiah tidak akan mungkin berada di lokasi yang mudah dijamah manusia. "Dia akan menjauhkan diri, dan diam sampai mati. Bahkan bangkainya pun tidak akan ditemukan," ujRnya.

Dedi berharap Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jabar mau memberikan keterangan terbuka terkait bangkai macan tutul Jawa tersebut sehingga mitigasi bisa segera dilakukan demi mencegah terulangnya kejadian serupa.

415