São Paulo, Gatra.com - Deforestasi hutan hujan Amazon meningkat sebesar 278% pada Juli 2019 dibandingkan dengan Juli 2018, yang mengakibatkan kerusakan vegetasi seluas 870 mil persegi (2.253 kilometer persegi). Data ini berdasarkan data satelit baru dari Brazilian National Institute for Space Research atau Institut Nasional Penelitian Ruang Angkasa (INPE) Brasil.

Sebagai hutan hujan terbesar yang tersisa di Bumi, Amazon merupakan salah satu penyeimbang karbon terbesar di planet ini. Menyerap sebanyak 2 miliar ton karbon dioksida setiap tahun melalui proses fotosintesis dari pohon-pohonya dan menghasilkan sekitar 20% oksigen di bumi .

"Ini adalah kemunduran yang sangat serius," kata seorang koordinator proyek di SOS Mata Atlantica,Malu Ribeiro dalam sebuah organisasi nirlaba, Kamis (8/8). 

Ribeiro mengkritik cara Pemerintah Brazil menerapkan agenda lingkungannya. Menurutnya, Brazil mencoba secara paksa untuk mengimplementasikan agenda dekonstruksi dan deregulasi tanpa mempertimbangkan kondisi institusi, alam, dan sains. 

Mereka mencoba untuk secara paksa mengimplementasikan agenda dekonstruksi, deregulasi, dengan rasa tidak hormat total terhadap institusi, atau sains.

"Sejak akhir rezim militer pada tahun 1985, kami tidak pernah melihat yang seperti ini." katanya dilansir dari www.apnews.com. 

Pada hari Jumat (2/8) lalu, Presiden Brazil, Jair Bolsonaro memecat kepala INPE, Ricardo Galvão, setelah agensi tersebut memposting data satelit yang menunjukkan peningkatan deforestasi 88% pada Juni 2019 dibandingkan dengan Juni 2018. Bolsonaro menyebut data itu "bohong" dan menuduh Galvão melayani beberapa LSM atau organisasi nonpemerintah.