Solo, Gatra.com – Muhammadiyah siap menampung profesor lanjut usia yang dianggap kecil manfaatnya bagi bangsa seperti kata Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti). Sebab profesor tua pun bisa tetap bermanfaat bagi bangsa dan negara. Apalagi Indonesia memiliki prinsip gotong royong.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir saat ditemui di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Kamis (8/8). Menurutnya, Indonesia sangat mengedepankan gotong royong.

Baca Juga: Rektor UIN Yogyakarta: Menristek Jangan Lepas Kontrol

”Sehingga baik yang tua, muda, berilmu, tak berilmu, awam, ataupun elit, sama pentingnya. Mereka memiliki peran untuk membangun Indonesia,” ucapnya.

Menurutnya, prinsip gotong-royong yang diusung bangsa ini tidak membuat masyarakat terbelah. ”Siapapun dia, baik dari kategori umur, jenis kelamin, kedaerahan, hingga agama, memiliki kontribusi bagi negara. Naif kalau kita ngomong mengenai Pancasila ataupun Indonesia majemuk kalau elitnya tidak menyadari bahwa Indonesia dibangun secara gotong royong,” ujar Haedar.

Baca Juga: Muhammadiyah Tanggung Biaya Medis Buya Syafii

Haedar menekankan seorang profesor emeritus pun mempunyai manfaat bagi bangsa. Di Muhammadiyah, mereka bisa memiliki peran dalam dakwah. ”Profesor yang dianggap apkir di negeri ini bisa ditampung di Muhammadiyah. Muhammadiyah bisa menampung sumber daya insani di masyarakat, Muhammadiyah bisa jadi rumah bagi siapapun,” ucapnya.