Home Internasional PM Tunisia Chahed Mencalonkan Diri Dalam Pemilihan Presiden Bulan Depan

PM Tunisia Chahed Mencalonkan Diri Dalam Pemilihan Presiden Bulan Depan

Tunis, Gatra.com - Perdana Menteri Tunisia Youssef Chahed, yang juga pemimpin partai sekuler Tahya Tounes, pada Jumat (9/8) mengajukan pencalonannya untuk pemilihan presiden bulan depan. Hal itu membuatnya menjadi calon terdepan dalam pemilu.

Dilansir dari Reuters, pemilihan yang akan dilaksanakan pada 15 September ini menyusul kematian Beji Caid Essebsi, presiden pertama yang dipilih secara demokratis di Tunisia setelah pemberontakan rakyat 2011.

Chahed (44) diperkirakan akan menghadapi persaingan ketat dari Mantan Presiden Moncef Marzouki, Menteri Pertahanan Abdelkarim Zbidi, Mantan Perdana Menteri Mehdi Jemaa dan pengusaha Nabil Karoui, pemilik TV swasta Nessma.

Wakil Presiden Partai Islam moderat Ennahda, Abdel Fattah Morou juga ikut mencalonkan diri. Dia akan menjadi kandidat presiden pertama Ennahda karena kaum Islamis menderita penindasan selama beberapa dekade.

Presiden harus memiliki tangan yang bersih. Tunisia membutuhkan seorang presiden untuk menantang pola pikir lama dan mengembalikan harapan di kalangan kaum muda, ujar Chahed setelah mengajukan pencalonannya.

Pemilihan yang akan datang akan menjadi rangkaian pemungutan suara ketiga di mana rakyat Tunisia dapat memilih secara bebas sejak pemberontakan 2011 lalu.

Tunisia adalah percikan revolusi Musim Semi Arab yang menggulingkan sejumlah rezim otoriter di sekitar Afrika Utara dan Timur Tengah. Hanya di Tunisia negara yang mengalami transisi damai menuju demokrasi namun tetap terperosok dalam krisis ekonomi yang telah menimbulkan ketidakpuasan terutama di kalangan kaum muda.

Jumlah pengangguran berada di sekitar angka 15%, naik dari 12% pada 2010 lalu. Hal itu dikarenakan pertumbuhan ekonomi lemah, investasi rendah, dan inflasi tinggi. Ketidaksabaran meningkat di antara lembaga-lembaga pinjaman seperti Dana Moneter Internasional (IMF) yang telah membantu menjaga Tunisia bertahan dan mendesak untuk reformasi ekonomi.

Diketahui bahwa negara itu kadang-kadang dilanda kerusuhan karena pengangguran yang tinggi dan beberapa serangan militan Islam yang mematikan.

113

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR