Home Ekonomi Warga Jual Ternak untuk Beli Air, Pemkab: Itu Luar Biasa

Warga Jual Ternak untuk Beli Air, Pemkab: Itu Luar Biasa

Gunungkidul, Gatra.com - Nyaris tiap tahun warga Gunungkidul menjual ternaknya untuk membeli air bersih karena kekeringan saat musim kemarau. Fenomena  ini dianggap Pemerintah Kabupaten Gunungkidul sebagai solusi warga untuk tetap bisa menjalani kehidupan. 
 
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan  Gunungkidul Bambang Wisnu Broto mengatakan selama ini warga Gunungkidul menganggap ternak mereka sebagai tabungan. Ketika membutuhkan uang, ternak itu bisa dijual. 
 
"Ternak kan tabungan untuk warga. Ternak, ngeterke anak ke sekolah (mengantar atau membiayai anak sekolah), termasuk untuk membeli air bersih," katanya saat ditemui di Masjid Nur Maunah, Desa Mulusan, Kecamatan Paliyan, Minggu (11/8). 
 
 
Bambang mengatakan, fenomena jual ternak saat kemarau lumrah terjadi. Setelah ternak dijual dan kebutuhan tercukupi, warga biasanya kembali membeli hewan yang berukuran kecil. "Diganti yang kecil, kemudian dibesarkan lagi. Itu luar biasa," ucapnya.
 
Fenomena itu ditemukan di Dusun Jerukgulung, Desa Melikan, Kecamatan Rongkop. Warga setempat, Suginem, 49 tahun,  menjual ternaknya berupa kambing untuk membeli air bersih. "Juni kemarin baru jual satu kambing. Saya belikan air bersih satu tangki isinya 6 ribu liter," katanya. 
 
Harga satu tangki air bersih Rp120 ribu. Air itu bisa mencukupi kebutuhan selama tiga minggu untuk  Suginem dan tiga anggota keluarga lain, yakni suami dan dua anaknya. Selain membeli air bersih, uang hasil penjualan ternak juga untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, seperti makan dan keperluan anak-anaknya. 
 
 
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Edy Basuki menambahkan, setidaknya ada 14 kecamatan yang melapor mengalami kekurangan air bersih pada musim kemarau tahun ini. 
 
Bantuan air bersih pun terus didatangkan, baik oleh pemerintah kabupaten, swasta, maupun pemerintah kecamatan. "Kecamatan yang terus didroping air bersih di Girisubo, Rongkop, Tepus, Paliyan, Panggang, Purwosari. Kemudian Ngawen dan Nglipar," ucapnya.
157