Home Ekonomi Mendongkrak Produksi Sawit Dari Langit

Mendongkrak Produksi Sawit Dari Langit

Pekanbaru, Gatra.com - Mulai tahun depan para petani kelapa sawit di Indonesia bakal semakin bisa menjaga kelangsungan hidup lingkungannya.

Sudahlah begitu, duit yang bakal dikantongi pun semakin banyak. Tak hanya dari hasil penghematan duit beli pupuk, tapi juga oleh meningkatnya produktifitas karena rekammedik tanaman dan tanah akan menjadi panduandalam penentuan dosis dan waktu pemupukan.

Tak hanya mereka yang berkebun di tanah mineral yang bakal menikmati itu, tapi juga petani yang di lahan gambut. Sebab dalam tahun ini model sampling tanah gambut sudah kelar dibikin sebagai Paket Rekomendasi Pupuk di Tanah Gambut.

Ada enam kabupaten di Riau yang dijadikan sampling; Kampar, Rokan Hilir (Rohil), Indragiri Hilir (Inhil), Bengkalis, Siak dan Pelalawan.

Sampling sebanyak ini sengaja diambil supaya hasil pengukuran rekammedik bisa lebih akurat dan tajam. Lantaran semua wilayah diambil titik koordinatnya, maka bisa dipastikan, akurasinya mencapai 98 persen.

"Sebisa mungkin lahan tanah gambut yang ada itu, punya riwayat pemupukan. Biar kita lebih tahu jejak rekamnya," kata Dekan Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Kudang Boro Seminar dalam pertemuan segitiga (tripartite) antara Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (DPP-Apkasindo)-IPB dan Pupuk Kaltim di kantor Perwakilan DPP Apkasindo di Pekanbaru, Jumat (9/8) lalu.

Pertemuan ini adalah kelanjutan dari hasil penekenan kesepahaman ketiganya di Jakarta sekitar dua bulan lalu. Dalam pertemuan lanjutan ini, Kepala Divisi Pungutan Ekspor Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Kus Emi Puspita Dewi juga hadir.

Prof Kudang ditemani oleh peneliti IPB, Prof.Dr. Sudrajat dan dari Pupuk Kaltim diwakili oleh Dwi Rusiawan, Project Manager Enterprise Resource Planning (ERP) Pupuk Kaltim.

Lebih jauh Kudang menyebut, tadinya rekomendasi pemupukan berbasis satelit masih sebatas pada tanah mineral. Namun setelah bersinergi dengan DPP Apkasindo, muncullah ide supaya petani di tanah gambut juga bisa ikut menikmati dalam proses pemupukan berbasis satelit itu.

"Itulah makanya kami menjalin kerjasama dengan DPP Apkasindo. Kerja sama ini sangat strategis lantaran Apkasindo membawahi begitu banyak petani kelapa sawit," ujar Kudang.

Sudrajat kemudian menjelaskan konsep pengambilan sample pada tanaman di lahan Gambut itu dalam sebuah pemodelan. Sampel kata Sudrajat, diambil berdasarkan umur tanaman (tanaman menghasilkan). Mulai dari yang tiga tahun, hingga 25 tahun.

"Dari pemodelan ini akan bisa kita tentukan kadar hara daun yang akan berujung pada rekomendasi pupuk berdasarkan strata umur. Dari sini petani akan bisa mendapatkan dosis dan jumlah pupuk yang tepat," katanya.

Kudang kemudian cerita, pemupukan berbasis satelit ini akan bisa membikin pola pemupukan menjadi sangat proporsional. Sebab akan ketahuan berapa sesungguhnya kebutuhan pupuk dan sampai dimana perjalanan pupuk yg sudah di aplikasikan ke tanaman.

Aplikasi berbasis satelit itu juga akan bisa menginformasikan dosis dan jumlah pupuk yang dibutuhkan oleh luasan lahan tertentu. Aplikasi juga akan memonitor apakah lahan dipupuk dengan baik atau tidak. Dan tahapan penyerapan pupuk oleh tanaman juga bisa dicek pakai satelit tadi.

Adalah Aplikasi Platform for Oil Palm (PreciPalm) yang dikembangkan untuk itu semua. Sebuah inovasi berbasis aplikasi yang ditopang oleh satelit Sentinel 2 yang datanya diolah pakai Decision Support System Fertilizer (DSSF) atau Sistim Pendukung Keputusan Pemupukan. DSSF inilah nanti yang memberikan rekomendasi pemupukan untuk kebun kelapa sawit itu.

DSSF tidak hanya menganalisa dan menghitung pupuk apa, komposisi dan berapa banyak yang dibutuhkan. Sistim ini juga akan terus memantau secara berkala perkembangan tanaman setelah pemupukan. Jadi pelayanan yang diberikan akan berkelanjutan.

Kinerja kebun juga bisa dimonitor. Kalau misalnya ada yang kurang, akan ketahuan. Terus apa yang mau dilakukan lagi, akan tertera di layar aplikasi.

Dan satu lagi yang teramat penting, akan ketahuan kejujuran dari para pemupuk. Sebab dari satelit, pupuk yang akan diaplikasikan akan termonitor.

Rusiawan kemudian cerita bahwa keterlibatan Pupuk Kaltim dalam Precipalm ini lantaran perusahaan tidak sekadar menjual pupuk. Tapi yang teramat penting adalah, perusahaan bisa memberikan added value kepada konsumen.

"Biar ada keterikatan antara perusahaan dan konsumen. Sebagai tanggungjawab bagaimana membikin semacam creating share value. Solusi pertanian presisi adalah bagian dari upaya Pupuk Kaltim memberikan added value kepada konsumen," katanya.

Selama ini kata Rusiawan, yang menjadi masalah pokok petani adalah produktifitas. Di sinilah Pupuk Kaltim masuk. "Kita berikan model. Ini bagian dari kita masuk pada agriculture berbasis 4.0 di industri perkebunan," ujarnya.

Mendengar semua paparan tadi, Emi berharap supaya petani tidak menyia-nyiakan kesempatan teknologi yang ada itu. Petani musti bisa mengambil dan memanfaatkan potensi itu sebaik mungkin demi meningkatkan produktivitas sembari menjaga keseimbangan alam. "Kalau pemupukan sudah terukur, tentu enggak akan ada lagi dosis yang berlebih. Tentu ini akan sangat berdampak pada alam. Lagi pula aplikasi ini gratis, jadi petani enggak diberatkan," katanya.

Ketua Umum DPP Apkasindo Gulat Medali Emas Manurung mengaku sangat senang dengan terobosan yang dilakukan oleh Kudang dan kawan-kawan. Apalagi belakangan, sasaran Precipalm enggak lagi hanya di tanah mineral, tapi sudah ikut melayani lahan di Riau yang 65 persen gambut. Tentu ini akan sangat menolong, khususnya terhadap petani sawit di lahan gambut.

Setelah dari Riau, Tim PreciPalm Tirpartite ini akan melanjutkan pemetaan kesuburan tanah dan tanaman di 22 DPW Apkasindo. Semua propinsi yang ada perkebunan sawit rakyatnya akan dilakukan hal yang sama seperti di Riau.

"Program ini akan sangat menguntungkan para petani. Produktifitas akan terdongkrak, biaya-biaya bisa terminimalisir. Dan yang teramat penting lagi, program ini membikin petani kian ramah dengan lingkungannya karena pupuk yang diaplikasikan terukur dengan konsep pemupukan 5T (tepat dosis, tepat waktu, tepat metode, tepat jenis dan tepat kualitas). Dari detil semua hal positif tadilah kemudian kami semangat untuk menjalin kerja sama. Sebab tujuan Apkasindo tak lain adalah membikin petani kian maju dan sejahtera dengan konsep berkelanjutan (ISPO---Indonesian Sustainable Palm Oil)," kata Gulat yang juga auditor ISPO itu, kepada Gatra.com Senin (12/8).

4697