Home Ekonomi Masih Impor, Kadin Dorong Pengembangan Industri Tapioka

Masih Impor, Kadin Dorong Pengembangan Industri Tapioka

Jakarta. Gatra.com - Wakil Ketua Komite Tetap Ketahanan Pangan Kadin, Suharyo Husen mengatakan, apabila Indonesia serius menjadikan singkong sebagai sumber devisa, industri tepung tapioka haruslah dikembangkan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Suharyo mengungkapkan, pada 2018 impor tepung tapioka sekitar 300 ribu ton. Ia memprediksi, tahun ini impor melonjak hingga 500 ribu ton.

"Itu kan perusahaan-perusahaan besar impor karena kebutuhanya cukup tinggi. Kita ini kan produksinya masih sekitar mencapai lebih [dari] 6 juta ton per tahun, tetapi masih kurang untuk pabrik tekstil, kertas, dan kayu lapis," jelasnya ketika ditemui di Kantor Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Jakarta, Senin (12/8).

Suharyo menjelaskan, untuk memproduksi 1 kg tepung tapioka dibutuhkan 5 kg singkong. Secara keseluruhan, produktivitas merupakan kuncinya. "Luas lahan menurut BPS 1,2 juta ha dan produksinya 24 juta ton, sehingga produktivitasnya sekarang 20 ton per hektar, itu sangat rendah," tutur Ketua Masyarakat Singkong Indonesia tersebut.

Menurutnya, harga singkong yang ideal bagi para petani sekitar Rp500-Rp600 per kilogram dengam produktivitas 60 ton per hektar untuk mendapatkan keuntungan yang layak.

Namun, Ia mengungkapkan, pihaknya tengah mengembangkan varietas unggulan yaitu Yaya dengan produktivitas 150 ton per hektar di Kalimantan atau 100 ton per hektar di luar, serta Manggu dari Sukabumi sebesar 100 ton per hektar. "Manggu dan Yaya belum dirilis dan sedang dilakukan pengujian oleh pemda," ujarnya.

 

 

1340