Home Politik Soal Mega, Kristiadi: Politik Indonesia Masih Feodal

Soal Mega, Kristiadi: Politik Indonesia Masih Feodal

Jakarta, Gatra.com - Pengamat politik dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), J Kristiadi, mengatakan terpilihnya Megawati Soekarnoputri kembali sebagai ketua umum (ketum) PDI Perjuangan menunjukan bahwa Indonesia masih memiliki kultur politik yang kental dengan feodalisme.

Kristiadi juga mengatakan, terpilihnya Megawati secara aklamasi pada Kamis lalu (8/8) sehingga memegang tampuk kepemimpinan sejak 20 tahun silam, menunjukkan bahwa dia belajar dari pengalaman negara Indonesia. 

"Dia [Megawati]], menurut saya, belajar daripada pengalaman republik. Contohnya, pada masa kepemimpinan Soeharto yang begitu berwibawa itu turun, dan tiba-tiba pilar-pilar penyangga kekuasaan itu berubah, dari kepemimpinan karismatik dan otoritarian berubah menjadi kepemimpinan yang demokratis, ya, buyar negara ini jadi kacau-balau," katanya, Senin (12/8).

Dalam bahasa yang lebih rinci, Kristiadi mengatakan bahwa tingkat percepatan antara reformasi dan demokrasi terlalu cepat. "Kita mengalami suatu proses yang disebut sebagai revolusi demokrasi," ujarnya.

Padahal, lanjut Kristiadi, demokrasi tidak bisa diciptakan secara revolusioner dan secara tiba-tiba. Karena inti demokrasi itu sikap hidup dan budaya. "Demokrasi itu bukan cuma prosedur, tapi budaya," katanya.

Lebih jauh Kristiadi menyampaikan, Megawati memiliki karismatik sebagai pemimpin. "Karisma adalah orang yang kebiasaan dan sejarahnya memiliki pengaruh."

Dengan demikian, Kristiadi begitu yakin yang sudah dilakukan Megawati untuk menyongsong konstelasi politik yang makin kompleks sudah tepat bagi PDIP.

"Kalau seandainya kepemimpinan karismatik itu ditinggalkan tiba-tiba, dan kemudian juga dipimpin oleh orang yang muda dan tidak memiliki tingkat karisma yang sama, itu mungkin akan membuyarkan organisasi," ujarnya.

Meski demikian, Kristiadi berpendapat bahwa regenerasi di PDIP tetap harus dilakukan dan Megawati pasti sedang memikirkan cara transformasi yang tepat.

"Soal regenerasi, PDIP tidak mungkin tidak melakukan regenerasi. Karena regenerasi adalah hukum alam. Tidak bisa orang terus menerus menjadi apa saja pasti akan ada orang yang mengganti," kata Kristiadi.

1263