Home Politik Wiranto Pimpin Eks Simpatisan Radikal Berikrar Pancasila

Wiranto Pimpin Eks Simpatisan Radikal Berikrar Pancasila

Jakarta, Gatra.com - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menjadi saksi dalam pembacaan ikrar setia Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika dari mantan simpatisan Harokah Islam Indonesia, eks Darul Islam/Tentara Islam (DI/TII), dan eks Negara Islam Indonesia (NII) di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (13/8).

Pembacaan ikrar dilakukan oleh empat tokoh dari Harokah Islamiyah. Mereka adalah Sarjono Kartosuwiryo, putra dari tokoh utama DII/TII Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo; Aceng Mi'raj Mujahidin Sibaweh, putra dari Imam DII/TII terakhir Ceng Mi'raj; Yudi Muhammad Auliya, tokoh muda cucu dari pendiri DII/TII K.H Yusuf Taujiri; dan KH. Dadang Faturahman yang merupakan cucu dari Syaekhuna Badruzzaman-- guru dari Kartosuwiryo dan Imam Sibaweh.

Pembacaan ikrar diwakilkan oleh Sarjono Kartosuwiryo yang terdiri dari lima poin ikrar. Berikut petikan ikrar yang dibacakan Sarjono dan diikuti oleh para eks Harokah Islamiyah, DII/TII dan NII yang hadir pada kegiatan tersebut.

"Kami keluarga besar Harokah Islam Indonesia beserta eks Darul Islam, Tentara Islam Indonesia dan eks Negara Islam Indonesia beserta segenap pendukungnya. Dengan ini berikrar: Satu, Berpegang teguh kepada Pancasila dan UUD 1945;.Dua, Setia kepada NKRI dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika; Tiga menjaga persatuan dalam negara majemuk. Agar tercipta keharmonisan, toleransi, kerukunan, dan perdamaaian untuk mencapai tujuan nasional; Empat, menolak organisasi dan aktivitas apapun yang bertentangan dengan Pancasila; Lima, meningkatkan kesadaran bela negara dengan mengajak komponen masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa". 

Sesudah membacakan ikrar, para perwakilan menandatangani piagam ikrar dan penciuman bendera merah putih yang disaksikan langsung oleh Menko Polhukam Wiranto. Dalam sambutannya, Wiranto menyampaikan rasa syukurnya atas kesadaran yang telah didapat oleh eks penganut ideologi radikal tersebut.

"Kita bersyukur bahwa ada niatan dan semangat teman kita Harokah Islamiyah DII, TII dan NII beserta para pendukung dan simpatisannya sadar bahwa persatuan itu penting. Sadar hanya dengan persatuan kita bisa memnangun negeri ini. Bahkan hanya dengan persatuan kita bisa berkompetisi," ucap Wiranto.

Ia berharap agar pembacaan ikrar tersebut dapat menjadi contoh dan diikuti oleh para penganut ideologi radikal yang masih tersisa di bumi pertiwi. 

"Mereka sadar bahwa satu-satunya ideologi Indonesia adalah Pancasila. Dan mereka mengakui wadah Indonesia hanya NKRI. Ini tonggak sejarah yang penting, bukan main-main. Mudah-mudahan ini jadi angin segar bagi persatuan negara," ujarnya.

1118