Home Politik Putra Tokoh DI/TII Sudah Menyesal Jadi Radikal

Putra Tokoh DI/TII Sudah Menyesal Jadi Radikal

Jakarta, Gatra.com - Eks simpatisan organisasi radikal Harokah Islam Indonesia, Eks Darul Islam/Tentara Islam (DI/TII), dan Eks Negara Islam Indonesia (NII) megikrarkan kembali setia Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta.

Pembacaan ikrar dilakukan oleh empat tokoh, Mereka adalah: Sarjono Kartosuwiryo, putra dari tokoh utama DII/TII Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo; Aceng Mi'raj Mujahidin Sibaweh, Putra dari Imam DII/TII terakhir Ceng Mi'raj; Yudi Muhammad Auliya, Tokoh muda cucu dari pendiri DII/TII K.H Yusuf Taujiri; dan KH. Dadang Faturahman. Cucu dari Syaekhuna Badruzzaman, Guru dari Kartosuwiryo dan Imam Sibaweh.

Putra dari pendiri Darul Islam Indonesia/Tentara Islam Indonesia (DI/TII), putra dari tokoh pendiri DI/TII  Sarjono Kartosuwiryo mengungkapkan alasannya berikrar setia pada Pancasila dan UUD 1945. Sarjono mengakui telah sadar akan akibat buruk dari adanya perpecahan yang salah satunya bertambah buruk untuk keluarga.

"Saya menerima akibat yang buruk daripada perpecahan. Sekarang orang-orang yang mulai mengadakan perlawanan, baik itu apa pun bentuknya itu berakibat kepada anak dan keluarganya," jelas Sarjono kepada wartawan, Selasa (13/8).

Sarjono menghimbau kepada para simpatisan organisasi radikal di bumi pertiwi untuk sadar dan terlibat menjaga persatuan bangsa. Sarjono mengungkap, saat ini kurang lebih ada dua juta simpatisan dari DII/TII yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Oleh sebab itu saya menghimbau seluruh rekan-rekan untuk bersatu bersama sama membangun negara ini. Sebab kalau negara ini rusak bocor ya kita sendiri yang tenggelam," jelasnya.

Menurutnya saat ini negara Indonesia telah kondusif dengan berbagai aparat keamaan yang ada. Untuk itu, sebagai elemen masyarakat Indoneisa, Sarjono menghimbau agar eks simpatisan organisasinya ikut membela ideologi pancasila.

"Kalau ada yang memecah ideologi siapa? Kita adalah bagian yang harus membela ideologi," pungkasnya.

3901