Palembang, Gatra.com – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumsel membutuhkan dukungan lebih banyak pihak. Guna upaya pencegahan meluasnya karhutla, maka BNPB akan mengirimkan dua helikopter guna memaksimalkan operasi satuan tugas udara.
Pada rapat evaluasi pengendalian Karhutla di Pos komando satuan tugas kebakaran hutan dan lahan, Makorem 44/Gapo, LO AU BNPB Pusat Kolonel Adm Taufik Hari mengatakan BNPB akan turut serta membantu terutama penyediaan peralatan seperti helikopter kepada daerah sebagai upaya pencegahan karhutla. Pemberian bantuan dilakukan saat, daerah mengajukan permohonan ke pusat.
“BNPB akan mengirimkan dua hellycopter lagi guna memperkuat yang sudah ada. Laporan data yang dikirim harus valid dengan luas yang terbakar karena laporan data ini akan dikirim ke Presiden,” kata Kolonel Taufik memberikan pengarahan, Selasa (13/8).
Dalam keterangan persnya, Komandan Korem 044/Gapo Kolonel Arh Sonny Septiono mengatakan rapat evaluasi dilakukan guna menyikapi semakin meluasnya lahan yang terbakar di wilayah Sumsel. Satgas Pengulangan Karhutla perlu melakukan rapat evaluasi guna mengambil tindakan dan langkah pencegahan yang akan dilakukan untuk meminimalisir terjadinya karhutla di Sumsel. Selama ini, kegiatan pemadaman api memang belum maksimal dilakukan, karena itu perlu lebih banyak dukungan,
“Mari kita ajak seluruh aparatur terkait agar memaksimalkan kegiatan pemadaman api. Untuk mendukung moril pasukan di lapangan, Dinas Kesehatan agar mendukung vitamin, obat-obatan dan masker”, kata Dansatgas.
Selain itu, Dandrem juga mengajak kepada Sub Satgas di daerah, agar memperbanyak aktivitas keagamaan di Masjid dan Pondok Pesantren guna berdoa bersama agar bencana karhutla tidak makin meluas dan diturunkan hujan.
Kalaksa BPBD Provinsi Sumsel, Iriansyah menerangkan hotspot pada bulan Juli terdeteksi 156 titik dan jika dibandingkan dengan daerah lainnya yang juga mengalami karhutla, maka Sumsel masih berada di bawah Riau dan Jambi. “Sumsel memiliki jarak padang cukup baik di atas 1 kilometer, dan kebakaran yang terjadi susah terjangkau karena merupakan lahan gambut”, terangnya.
