Home Ekonomi Kemenperin Sebut Banyak Pihak Salah Kaprah tentang Sawit

Kemenperin Sebut Banyak Pihak Salah Kaprah tentang Sawit

Jakarta, Gatra.com - Kasubdit Industri Hasil Perkebunan non Pangan, Direktorat Jenderal Industri Agro, Kementerian Perindustrian, Lila Harsyah Bakhtiar mengatakan bahwa saat ini tengah berkembang mitos yang tidak benar terhadap industri kelapa sawit. Hal itu disampaikannya pada forum bertajuk "Green Fuel: Energy for Millenial People" pada gelaran Indonesianisme Summit 2019 di Jakarta (14/8).

Salah satu yang menarik perhatian menurutnya yakni maraknya tulisan berupa buku dan pandangan terhadap isu deforestrasi yang timbul dari pengelolaan kelapa sawit. "Kita jangan terlalu percaya dengan berita-berita yang berseliweran. Mana yang mitos, mana yang fakta. Penggunaan biofuel dan dampaknya terhadap deforestasi dan lingkungan, itu sebenarnya adalah mitos yang salah," katanya.

Ia mengatakan pemahaman yang salah itu dapat berakibat buruk pada perkembangan bisnis kelapa sawit. "Sebenarnya biofuel dari kelapa sawit itu justru mencegah deforestasi. Seharusnya masyarakat mencari informasi tentang kelapa sawit dari sumber yang terpercaya". 
 
Lila mengatakan bahwa pemerintah saat ini memiliki data resmi dalam bentuk buku terkait kelapa sawit berjudul "Mitos & Fakta Kelapa Sawit". Buku tersebut menurutnya memaparkan angka dan fakta yang jelas dari pemerintah.
 
Ia mengatakan referensi yang diterbitkan pemerintah sekaligus menjawab keraguan terhadap tudingan yang dialamatkan kepada industri kelapa sawit sejauh ini. "Apa yang menjadi keberatan dari kajian-kajian luar negeri, jawabnya ada di situ," ujarnya.
 
Menurutnya kampanye hitam terhadap produk unggulan Indonesia semakin marak berkembang dan sudah menjadi tantangan global. "Inilah tantangan kita ketika sedang mempromosikan produk baru seperti green fuel ini, pasti ada saja yang gangguin," ucapnya.
 
Dirinya mencontohkan bagaimana Uni Eropa memberlakukan ban (pelarangan) terhadap minyak sawit (CPO) Indonesia karena benua biru itu hanya memperhatikan satu kajian yang mengatakan bahwa minyak sawit di Indonesia tidak diproduksi sesuai dengan tata cara global. 
 
"Eropa itu mengambil satu keputusan dari satu sumber, sementara 39 kajian lainnya yang ngomong baik-baik itu dikesampingkan," pungkasnya.
403