Home Teknologi Peran Besar Radio Amatir HF Saat Bencana di Indonesia

Peran Besar Radio Amatir HF Saat Bencana di Indonesia

Surabaya, Gatra.com - Dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya, Indah Kurniawati mengatakan, radio amatir frekuensi tinggi atau high frequency (HF) memiliki peranan sangat penting dalam setiap terjadi bencana alam.

Hal ini, menurut dia, disebabkan karena penyebaran sinyal dari satu tempat ke tempat lain atau media propagasi kanal radio HF adalah lapisan ionosfer.

“Lapisan ini tidak terpengaruh bencana di permukaan bumi,” kata Indah, di Surabaya, Jumat (16/8).

Topik tersebut yang diangkat Indah dalam disertasi doktornya di Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Disertasi berjudul Pemodelan Kanal Radio HF Skywave Multipath Multimode di Daerah Lintang Rendah, itu telah diuji dalam sidang terbuka pada Kamis (15/8).

Indah menjelaskan, topik disertasinya telah diujinya di Ternate dan Merauke. Menurutnya, topik ini suatu hal yang menarik dan memiliki manfaat bagi banyak orang. Terlebih, radio HF kerap digunakan sebagai komunikasi darurat jika terjadi bencana.

Selain mudah digunakan, HF juga sangat pas jika dijadikan sebagai penyalur informasi di berbagai medan yang rumit. Seperti di perahu nelayan, zona bencana, dan beberapa tempat lain.

Selama ini, HF hanya digunakan untuk menyalurkan suara. Sehingga ketika dapat mengirimkan pesan-pesan sederhana antarpulau, maka masyarakat sekitar tentu akan menikmati manfaat komunikasinya.

Indah berharap, topik hasil penelitiannya ini mampu dikembangkan alatnya hingga ke desain komunikasi digital HF. Sebab, masyarakat khususnya di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T) sangat memerlukan bantuan komunikasi dengan alat ini.

“Terlebih lagi saya mengambil data di Papua, di mana di situ susah banget untuk komunikasi dengan luar,” ujar perempuan kelahiran Tulungagung ini.

Di daerah perairan 3T lebih rawan dibanding daerah lain. Hal ini lantaran berbagai hal seperti akses yang sulit, medan yang belum familiar, dan pengawasan yang kurang. Sehingga tidak jarang menjadi lokasi favorit bagi penangkap ikan ilegal.

Indah mengakui ketika mengambil data di daerah Ternate dan Merauke yang notabene termasuk 3T, ia menemukan padatnya aktivitas penggunaan radio. Karena itu, ia optimistis jika topik hasil penelitiannya akan mampu meminimalisasi jumlah penangkap ikan ilegal.

 

Reporter: Abdul Hady JM

Editor: Abdul Rozak