Berlin, Gatra.com - Pertama kalinya, Jerman mengizinkan anak-anak yang orang tuanya diduga anggota ISIS untuk kembali ke Jerman dari Suriah Utara. Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas mengatakan, akan berupaya membawa anak-anak ISIS ke dalam negara tersebut. 

"Kami akan mendorong lebih banyak anak untuk meninggalkan Suriah. Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak. Mereka tidak bertanggung jawab atas tindakan orang tua mereka. Kami ingin melakukan sesuatu untuk membantu [mereka]," ujar Maas. 

Dilansir dari Reuters, Selasa (20/8), seperti beberapa negara barat lainnya, Jerman menghadapi permasalahan dengan warga negara yang bergabung dengan kelompok ISIS di Timur Tengah. Mereka diusir dari wilayah teritorialnya. Terakhir pada Maret lalu, oleh pasukan pendukung AS. 

Ribuan anggota ISIS, termasuk warga asing, wanita, dan anak-anak telah ditahan otoritas yang dipimpin Kurdi di Suriah Utara. Pejabat Intelijen Jerman mengatakan, lebih dari 1000 warga Jerman berperang di Suriah dan Irak. Wilayah dimana ISIS pernah menguasai daerah tersebut saat pendeklarasian kelompok mereka. 

Sekitar sepertiga warga Jerman telah kembali ke tempat asalnya. Sedangkan sepertiga lainnya diyakini telah meninggal. Sisanya masih berada di Irak dan Suriah.

Beberapa negara barat lainnya, Inggris dan Prancis menghadapi keputusan mengenai penanganan warga yang pergi untuk bergabung dengan ISIS. Selain itu, Pemerintah Inggris menerima banyak kritik setelah melakukan pelecehan terhadap wanita berusia 19 tahun pada Februari lalu. Kejadian itu, saat mereka meninggalkan kamp pengungsi di Suriah.